Selasa, 19 Agustus 2014

One Story Ends, Another Begins...

Raya Darmo 96, 16 Agustus 2014
commons.wkipedia.org
Ada yang bilang, ironi hidup ini seperti terbang. Semakin mendaki yang kita temui diatas hanyalah kehampaan. Itulah mengapa burung-burung hanya diizinkan terbang dibawah batas kekecewaan. Lain kita manusia, tak mau percaya hingga menatapnya sendiri.


    Kawan-kawanku melesat menjauh. Segera ditelan kemacetan lalu lintas Jalan Raya Darmo di petang itu. Syahrul membawa Abil menghilang ke utara. Rizky dan Fitri melesat ke selatan. Aku belum beranjak dari halaman kantor PT.Dakwah Intimedia atau TV9 Surabaya. Mengamat-amatinya untuk beberapa saat. Mencoba menguatkan gambaran snapshot yang bakal disimpan otak bakal memori masa depan. Dan, seperti biasa menjalankan ritual.. entahlah apa namanya. Baru sekarang kusadari aku selama melakukannya selama ini. Setiap sebelum meninggalkan tempat yang dalam beberapa waktu menjadi lekat dengan kita. Seperti sehabis MAPABA, PKD, kamping, acara OSJUR atau apapun. aku membiasakan diri untuk meninggalkan tempat paling akhir. Melempar kamit pada tiap-tiap sudutnya. Tujuannya, agar kenangan serta kearifannya terbawa bersama namun tak sampai jadi jangkar yang meberatkan langkah menuju masa depan. Cukup diingat, jangan sampai menghantui.
    Aku paham benar bagaimana hidup ini terdiri dari episode-episode yang kaitan satu dan lainnya bisa sangat sangat mencengangkan. Dan kita harus siap pada tiap-tiapnya. Sesuatu bisa saja suatu saat terasa benar-benar menjadi bagian dari kita, lalu secepat kilat menjadi sesuatu yang sama sekali asing bagi kita.
      Seperti kalian berempat, kawan-kawanku.
     Akupun tak menyangka kita akan bertemu dan menjadi begitu erat di Episode “Magang kuliah di Tv9.” Kalian yang selama ini kuanggap orang lain. Kini serasa kawan akrab. Dan mereka yang didalam sana yang selama ini kuanggap saudari-saudariku, serasa asing seperti tidak pernah kenal. Hah, itulah hidup kawan, kadang-kadang bisa terasa amat ironis.
     Hari ini magang kita selesai. Kuyakin lebih cepat dari tim manapun di almamater FDK UINSA. Rasanya baru kemarin kita berdebat konyol di belakang  gedung tarbiyah, sekarang berpamitan setelah semua proses dilaksanakan. Ramadhan dan Syawal ini punya banyak pernik untuk diingat dan diceritakan. Bahwa walaupun kita dianngap inferior dikalangan kawan-kawan yang lain, kita mampu melewati agenda dengan saling menopang, bahu-membahu, dan kerja sama. Dan yang paling penting, dilepas dengan senyuman oleh segenap keluarga besar TV9. Sebuah cindera yang amat berharga. Lebih berharga daripada souvenir atau medali paling mahal sekalipun. Karena perak dan medali akan luntur. Sedangkan kesan baik akan selalu diingat.

Karena kita,  tak boleh gagal menyerap hikmah dari setiap peristiwa..
Atau semuanya berlalu dengan sia-sia.

maka pelajaran-pelajaran itu, aku disini untuk menceritakannya...

0 komentar :

Posting Komentar