Akankah
badai sudah berlalu? Bolehkah kita sekarang merenggangkan pegangan pada gagang
pedang. Karena di cakrawala, Sedang tidak terlihat musuh yang tersisa.
Dimana
bahagiamu diletakkan? Di suatu tempatkah? Pada sebuah bendakah? Atau pada suatu
waktukah? Atau jangan-jangan, pada seseorang? Lalu, mana yang terbaik bagi kita
diantara keempat pilihan diatas?
Mb Yus masih ingat kan, di
depan Tunjungan Plaza, waktu itu aku belagak seperti film india, memberikan
sepucuk bunga padamu. Kamu menerima sambil kembung menahan tawa.
Aku percaya pak, bahwa
kekuatan, kecerdasan, dan kehormatan, adalah sesuatu yang dapat diperjuangkan.
Tapi untuk menemukan tautan hatimu, itu adalah sebuah anugrah.
Emm.. Mb Rif, aku harus
sesuaikan pembahasan buat pean nih. Yah, walaupun sebenarnya agak konyol orang
seperti aku membahas hal macam ini.
Pernahkah kamu
mengungkapkan cinta? Atau seseorang mengungkapkan cintanya padamu? Bagaimana
rasanya Mb rif? Kalau aku sih mb rif, belum pernah. Jadi tidak tahu bagaimana
rasanya. Tapi, aku kenal beberapa ungkapan cinta paling Romantis yang dikenang
sejarah. Dan dicatat oleh seorang penulis.
Tat, aku jadi jengkel
sendiri mengingat-ingat masa itu. Teman satu kosku geleng-geleng kepala saat
menyaksikanku duduk di pagar, menatap langit sore dan menyanyikan So Far Away
sendirian. katanya, dia belum pernah melihatku seperti itu. “aku mau banca’an
begitu ketuaku punya pacar.“ katanya. Aku tertawa saja. Dan terus bernyanyi.
Tau sebuah fakta unik Mb
Ros, meski kedengaran tak sekeren yang lainnya. Tapi deret namamu memiliki
susunan gramatikal bahasa terbaik diantara semuanya. Lailatur Rasyidah. Momen
yang selalu kukejar setiap tahunnya. Hanya orang-orang khusus yang beruntung
mendapatkanya. Orang yang terbukti kualitas ibadah dan spiritualitasnya. Dan
aku percaya begitu kita mendapatkannya, kita memiliki kebijaksanaan yang tidak
dimiliki makhluk lainnya.
Nanti akan kukatakan pada angin yang lewat, pada dahan
yang melambai, atau pada matahari yang bersemu merah.
Ada bunga yang terus mekar. Di semua musim. Siang dan
malam. Tidak peduli saat diterpa panas, maupun dicengkram badai. Bunga yang
merekah di musim panas, mekar di musim semi, tetap harum di musim gugur. Dan
tetap cerah di musim dingin.
Ritmis,
kompak serasi. Saling melengkapi. Kamu kosmanya, aku wakilnya. Kendatipun aku
rada minder berjalan di area kampus berdampingan denganmu. Bekerja seperti
siang dan malam. Kamu punya kesabaran, kelembutan hati, tutur kata yang halus
dan sikap mengayomi. Sedang aku punya ketegasan, kritisisme, dan visi
progresif. Simphoni cahaya dan kegelapan. Variabel Struktural dan Konflik.
Elemen Air dan Api yang menari bersama.
Kamu yang pertama, mb fir. aku tidak meragukanmu sebagai pendengar paling setia. kawan yang paling mengerti kesulitan para punggawa kelas ini. tapi sayang, kamu sendiri pelit sekali untuk menceritakan tentang dirimu. setiap pertanyaanku selalu dijawab "kamu ingin tahu? apa ingin tahu banget?" ya, tidak ada pilihan selain aku menceritakan diri sendiri. lagi.
“Kalau sampai Zakaria beli mobil, berarti Allah benar-benar menunjukkan kebesarannya”
Aku agak tersedak mendengar ucapan kakek disela kesibukannya menyetir mobil yang sedang melaju. Disambut gumaman tak jelas para penumpang dibelakang. Ummi diam saja.
Avenger mati. Dicabut oleh sang penguasa karena tak sesuai
lagi dengan inang tubuhnya. Bayangan tentang Devotion Knight yang akan kudapat
jika saja aku lolos tes keistiqomahan memang jauh sekali dari sekedar
angan-angan sekalipun. Badai pergulata batin memang mereda, walaupun belum
sepenuhnya hilang. Luka masih lebar menganga. Antidote disuntikkan terus menerus.
Membuat respon syaraf jadi kurang berfungsi dengan baik. Jadi yah.. raga ini
seperti debu. jiwa ini seperti awan kelabu. Hitam tidak, putih pun bukan. Semua
hal dalam hidup ini jadi berjalan tanpa arti.
Suatu waktu di hutan yang Indah, SOJ KPI, Dan siksaan dimulai...
Bagiku dia
tidak terlihat begitu nyata. Caranya
nampak... diantara pohon-pohon itu, ditengah horizon fajar itu... Kupikir
aku akan segera buta karena pesonanya.
Aku tidak tahu apa yang
membuatku tidak bisa tidur malam itu. Fahmi sinom mungkin gerah melihatku
mondar-mandir di kamar. Aku memutuskan untuk mengambil wudhu, pakai celana dan
tas. Keluar kamar dan melakukan safirul layali seperti yang biasa
kulakukan jika tak bisa tidur. Memutari gang lebar terus ke Margorejo dan
gedung Jatim Expo. Setengah tiga dinihari mampir ke masjid Ulul Albab untuk
sekedar sholat tahajjud. Saat adzan subuh berkumandang, The final strike dihantamkan
ke tubuhku oleh yang diatas.
Seorang
anak berujar pada Achilles sebelum dia menaiki kudanya,
“kalau
aku jadi kau, aku tak akan berlari sendirian ke tengah-tengah musuhmu.” Maka
achilles pun menjawab “itulah sebabnya mengapa sejarah tidak mau mengingatmu.”
Lalu diapun melesat pergi.
Tanjungbumi, 23 November 2012, Decoding the Spell of Command Aura...
Quest, something
that drive us forward...
Manusia
hidup dari pertanyaan-pertanyaan. Beberapa pertanyaan kadang terjawab dengan
mudah. Beberapa sulit dijawab. Beberapa menimbulkan keraguan besar. Beberapa
tidak terjawab, menimbulkan rasa sakit yang memojokkan. Dan untuk menemukan jawabannya, siapapun akan mencarinya ke ujung
dunia. Melintas lembah, memotong jurang, menyelami samudra, bahkan menantang
kematian. Hanya untuk satu kata; Answer. Jawaban yang akan memberinya
ketenangan hati. sesuatu yang rela ditebus dengan harga semahal apapun!
Hari ini diperingati, karena sebuah Ultimate
Sacrifice.
Dimana ujianmu diletakkan?
Di sebuah tempatkah? Di suatu waktukah? Pada sebuah bendakah? Atau pada
seseorang? Lalu manakah yang lebih baik diantara keempat pilihan diatas?
Aku
hanya ingin memberitahumu kawan, hati-hati dengan hatimu. Hati-hati dengan
keinginannya. Karena hati yang berbolak-balik, kerap menginginkan (Mencintai) sesuatu
yang tidak kita ketahui, dan tidak kita butuhkan. Saat itu seolah-olah hanya
itu yang kita butuhkan. Hanya itu saja yang dapat membeli kebahagiaannya. Dan,
parahnya kadang kita berjanji untuk mengorbankan apa saja demi mendapatkannya.
Allah sangat murka saat Nabi Nuh meminta keselamatan anak durhakanya. Padahal,
jika kita berpikir, apa salahnya seorang ayah meminta keselamatan anaknya?
LPM Ara-Aita, Masjid Ulul Albab,
minggu-minggu terakhir
Sekali lagi, “Wireless” Ghaib Ummi
bekerja.
Ketahuilah kawan,
antara aku dan ibuku terjalin ikatan aneh. Kami tersambung kuat secara batin.
Dulu, semasa aku nyantri, beberapa kali aku diserang penyakit. Dan aku memilih
diam, tidak melaporkannya pada orangtuaku. Namun, hanya butuh beberapa saat hingga
ummi menelpon lalu menanyakan “fiq, kamu sakit ya?.” Hebat, beliau bisa tahu
keadaanku di jauh sana hanya lewat mimpi yang diisyaratkan oleh yang diatas.