Surabaya, Ramadhan 13 Juli 2014
Pak
kiai mengangkat gelas berisi air putih. Mengibaratkan bahwa hati ini seperti
air putih yang setiap hari kita Nodai dengan berbagai perbuatan kita. Air putih
tersebut bisa kita jernihkan kembali dengan riyadhah-riyadhah tazkiyatun
nafs yang banyak diajarkan. Hm, diri ini terdiri dari akal dan nafsu. Cuma manusia
yang sanggup memikulnya.
Dulu langit oleh Allah SWT. sempat ditawari untuk
diberi nafsu. Namun ia menolak khawatir tidak kuat mengendalikannya. Sama,
lautpun demikian, ampun-ampunan minta agar tidak diberi nafsu. Gunung sama saja,
tidak sanggup dianugerahi nafsu. Akhirnya, nafsu dianugerahkan pada manusia. Karena
nafsu-lah kita bisa hidup senang.
Hey...
kamera 3 pan kiri! Kurang tilt down titik!
Oke!
Selain itu, tubuh ini
dikuasai oleh empat macam nafsu. Satu baik, tiga yang lain nakal. Nafsu Ammarah
yang kaitannya dengan emosi dan temperamen. Nafsu Lawwamah yang
mewakili kecenderungan biologis kayak melotot liat cewek cantik. Lalu Nafsu Malhamah
yang mewakili rasa sayang terhadap benda-benda duniawi. Ketiga-tiganya ngeroyok
Nafsu muthmainnah yang mendorong pada hal-hal positif.
PD ngasih arahan
lagi... kudengarkan baik-baik kuatir gambarku yang gak cocok.
Hm,
ternyata itu arahan buat kamera 1. Aku kembali duduk manis dengan kertas dan
bolpoin. Tetap stabil dibelakang garis imajiner kamera. Kuping kanan mendengarkan
PD di SCR, kuping kiri mendengarkan penjelasan kiai.
Nanti,
di akhirat, cuma satu nafsu yang dipanggil ke hadirat-nya. Yaitu Nafsu muthmainnah.
Ya ayyatuhan nafsul muthmainnah.... kembalilah kehadirat tuhanmu dengan
diridho dan terberkati. Masuklah ke golongan hamba-hambaku yang ahli ibadah. Masuklah
ke surgaku.
Oke
standby closing program...!
Ngameramen,
sambil ngaji.
Hari
ini sabtu 12 juli di tahun politik 2014, Pesta demokrasi pemilihan presiden
indonesia secara langsung yang ketiga kalinya rampung digelar tiga hari yang
lalu. Ini juga tahun pagelaran Piala Dunia 2014 di brasil. Tim kesayanganku
jerman berhasil membantai tuan rumah dengan skor fantastis 7-1. Aku tidak
nyoblos hari itu karena kedua tanganku sibuk memegang setang kamera Sony HD NXCAM
exmor di studio TV9 Surabaya saat live Dialog khusus Pilpres 2014. Oh ya,
Ramadhan ini ada aktivitas baru. yaitu praktek kerja lapangan di PT. Dakwah
Intimedia atau TV9. Tv-nya orang-orang NU. Yah, lumayan. Setidaknya seismograf
hidup tidak terlalu mebosankan seperti
hari-hari kemarin. Ada hal-hal baru yang dipelajari tiap hari. Dan
Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan air putih. Bagaimana air putih? Ya tidak
manis tidak pahit. Namun cukup untuk menuntaskan dahaga mental yang diderita
selama berbulan-bulan. Kendati lapar tak bisa dihentikan, namun minimal bisa
ditekan. Badan masih sehat walaupun ada gangguan di iris mata dan sering sakit
perut di pagi hari. Mungkin karena kebanyakan makan mie instan atau mengunyah
nasi kering. Performa Valinor stabil. Derunya lancar saat kugeber 80 Km/Jam
diatas jembatan wonokromo setiap hari sepulang dari studio. Banyak kawan yang
kerap kali menyodorkan sekedar buka puasa gratis. Kesepian cukup terobati
dengan setiap hari bertemu rekan setim yang rada sinting seperti Sahrul si
kepala Pondok PM Al-Jihad Surabaya. Atau Rizky yang embernya tidak ketulungan.
Si-Fitri yang suka meneriakkan OMG dan Abil yang koplak-nya sudah
terakreditasi-A. Kalau kelima-limanya bertemu, suasana lebur kedalam tawa yang
mengalir hangat dan lepas. Ah, mungkin inilah mengapa aku memutuskan untuk
memilih mereka yang notabene “orang-orang pinggiran” Di kelas RTV 2011. Karena
semata-mata aku telah lama percaya bahwa teamwork bisa mengatasi segalanya
diatas skill dan kepandaian. Aha... jadi yang lain ada kelompok Pintar, dimana
para unggulan kelas berkumpul. Ada kelompok cantik, dimana para bidadari
berkumpul sesama bidadari. Ada kelompok kaya dan “khusus” dimana mereka telah
terjamin di semua sisi. Maka kelompokku adalah kelompok “sisa” dan “apes” dan
“rusak” dimana orang-orang pandir. Mbleset dan linglung berkumpul. At
Least, kupikir apa lagi yag akan kurisaukan? Bersyukur Dengan semua yang
hadir di hidup ini, sekarang tinggal yang ada saja dijalani sebaik-baiknya
sambil mengucapkan Hamdalah sebanyak yang kita bisa.
Tentang
sesuatu yang tak dapat kumiliki hari ini, maka disitulah letak Puasaku.
Yah, inilah Ramadhan tahun
1435 dalam hidup. Ramadhan Air Putih.
0 komentar :
Posting Komentar