Minggu, 06 Januari 2013

Ilahi, Wa Sayyidi, Anta Tu’thi… Wa Tamna’u


Surabaya, 14 Desember 2012. 05.14

                Hari ini Test terberatku selesai.
                Satu Lagi Episode pahit dalam hidup.
Aku tidak tahu apa yang membuatku tidak bisa tidur malam itu. Fahmi sinom mungkin gerah melihatku mondar-mandir di kamar. Aku memutuskan untuk mengambil wudhu, pakai celana dan tas. Keluar kamar dan melakukan safirul layali seperti yang biasa kulakukan jika tak bisa tidur. Memutari gang lebar terus ke Margorejo dan gedung Jatim Expo. Setengah tiga dinihari mampir ke masjid Ulul Albab untuk sekedar sholat tahajjud. Saat adzan subuh berkumandang, The final strike dihantamkan ke tubuhku oleh yang diatas.

                Test yang berat berakhir sudah,
Tinggal menunggu keputusan.

Orang-orang ramai membicarakan tanggal ini. Hari yang unik dengan tanggal yang cantik, momentnya begitu berharga. Karena mustahil akan kembali lagi. Orang-orang berlomba menikah, melahirkan, mendeklarasikan hubungan, memulai usaha, membeli sesuatu, memutuskan sesuatu. Orang-orang Hollywood memfilmkannya sebagai Akhir dari dunia. Kiamat. Berdasarkan habisnya masa hitung kalender Bangsa Mayan. I Don’t give a shit, bahkan aku tak menonton filmnya.
12 Desember 2012, kehidupan manusia masih berdetak, bumi masih berputar. Yet, dari barat ke timur. Mentari masih hangat. Dan orang-orang mulai membuktikan bahwa film kiamat 2012 itu murni kebohongan besar.
Semuanya setuju, kecuali aku.
                12 Desember 2012, adalah kiamat bagiku.
                12 Desember 2012, Satu lagi yang hilang dari diriku
                12 Desember 2012, Test terberatku Usai.

Lega siksaan berat itu telah Usai, namun, kini tak ada yang tersisa dari tubuhku. Tak kurasakan lagi determinasi yang berwujud seperti api membara itu dalam tubuhku. aku tak lebih hanya sisa dari mayat hidup yang habis digerogoti penyakit. Sebagai pesakitan yang menunggu pengadilan tuhan. Akankah aku lulus dari test ini? Atau sebaliknya. Berakhir dan musnah dari peredaran tempat ini.
Tuhanku, aku mengharapkan yang tak kau berikan. Dan kau memberikan yang tak kuharapkan. Aku tak bersyukur atas banyak hal yang kau berikan hanya karena tidak kau berikan satu hal yang kuharapkan itu. Maafkan aku karena merasa tak berguna karena tak memilikinya. Maafkan aku karena melihat hanya itu yang kubutuhkan agar bahagia. Kini aku merelakannya Jika kau berkehandak, jatuhkan hukumanmu padaku.
Namun, jika kasih sayangmu lebih besar, Berikan aku kekuatan sebagai ganti pengorbananku. Hambamu ini tak pantas disayangi, Namun, takut jika kau murkai. Maka cukup beri aku maaf, karena itulah yang tersemat dalam Nama-Mu. Aku bingung akan umurku yang berkurang tiap detik, dan jumlah kesalahan yang menumpuk bagai butir pasir. Bagaimana aku membawanya?. Hambamu sang penjahat datang padamu. Dibebani tumpukan dosa sambil memanggilmu. Maafkan aku, karena kaulah sang pemberi maaf. Jika kau tak memberi maaf, kemana aku akan Lari?

Tuhanku, kau memberi dan kau merampas.
Semua terserah padamu.
Aku banyak berubah, tunjukkan aku apa yang harus kuperbuat.


Ilahi… Wa Sayyidi…
Anta Tu’thi… Wa tamna’u…
Ilahi wa sayyidi…
Anta Tu’thi… wa Tamna’u…
Qad Taghayyartu sayyidi,
Dzullani Kaifa Ashna’u,
Qad Taghayyartu sayyidi,
Dzullani…. Kaifa Ashna’u…



“._/: Tidak boleh.. Laki-laki tidak boleh Menangis!
       

0 komentar :

Posting Komentar