Hari ini Test terberatku selesai.
Satu Lagi Episode pahit dalam
hidup.
Aku tidak tahu apa yang
membuatku tidak bisa tidur malam itu. Fahmi sinom mungkin gerah melihatku
mondar-mandir di kamar. Aku memutuskan untuk mengambil wudhu, pakai celana dan
tas. Keluar kamar dan melakukan safirul layali seperti yang biasa
kulakukan jika tak bisa tidur. Memutari gang lebar terus ke Margorejo dan
gedung Jatim Expo. Setengah tiga dinihari mampir ke masjid Ulul Albab untuk
sekedar sholat tahajjud. Saat adzan subuh berkumandang, The final strike dihantamkan
ke tubuhku oleh yang diatas.
Test yang berat berakhir sudah,
Tinggal
menunggu keputusan.
Orang-orang
ramai membicarakan tanggal ini. Hari yang unik dengan tanggal yang cantik,
momentnya begitu berharga. Karena mustahil akan kembali lagi. Orang-orang
berlomba menikah, melahirkan, mendeklarasikan hubungan, memulai usaha, membeli
sesuatu, memutuskan sesuatu. Orang-orang Hollywood memfilmkannya sebagai Akhir
dari dunia. Kiamat. Berdasarkan habisnya masa hitung kalender Bangsa Mayan. I
Don’t give a shit, bahkan aku tak menonton filmnya.
12
Desember 2012, kehidupan manusia masih berdetak, bumi masih berputar. Yet, dari
barat ke timur. Mentari masih hangat. Dan orang-orang mulai membuktikan bahwa
film kiamat 2012 itu murni kebohongan besar.
Semuanya setuju,
kecuali aku.
12 Desember 2012, adalah kiamat
bagiku.
12 Desember 2012, Satu lagi yang
hilang dari diriku
12 Desember 2012, Test
terberatku Usai.
Lega
siksaan berat itu telah Usai, namun, kini tak ada yang tersisa dari tubuhku.
Tak kurasakan lagi determinasi yang berwujud seperti api membara itu dalam
tubuhku. aku tak lebih hanya sisa dari mayat hidup yang habis digerogoti
penyakit. Sebagai pesakitan yang menunggu pengadilan tuhan. Akankah aku lulus
dari test ini? Atau sebaliknya. Berakhir dan musnah dari peredaran tempat ini.
Tuhanku,
aku mengharapkan yang tak kau berikan. Dan kau memberikan yang tak kuharapkan.
Aku tak bersyukur atas banyak hal yang kau berikan hanya karena tidak kau
berikan satu hal yang kuharapkan itu. Maafkan aku karena merasa tak berguna
karena tak memilikinya. Maafkan aku karena melihat hanya itu yang kubutuhkan
agar bahagia. Kini aku merelakannya Jika kau berkehandak, jatuhkan hukumanmu
padaku.
Namun,
jika kasih sayangmu lebih besar, Berikan aku kekuatan sebagai ganti
pengorbananku. Hambamu ini tak pantas disayangi, Namun, takut jika kau murkai.
Maka cukup beri aku maaf, karena itulah yang tersemat dalam Nama-Mu. Aku
bingung akan umurku yang berkurang tiap detik, dan jumlah kesalahan yang
menumpuk bagai butir pasir. Bagaimana aku membawanya?. Hambamu sang penjahat
datang padamu. Dibebani tumpukan dosa sambil memanggilmu. Maafkan aku, karena
kaulah sang pemberi maaf. Jika kau tak memberi maaf, kemana aku akan Lari?
Tuhanku,
kau memberi dan kau merampas.
Semua
terserah padamu.
Aku
banyak berubah, tunjukkan aku apa yang harus kuperbuat.
Ilahi…
Wa Sayyidi…
Anta
Tu’thi… Wa tamna’u…
Ilahi
wa sayyidi…
Anta
Tu’thi… wa Tamna’u…
Qad
Taghayyartu sayyidi,
Dzullani
Kaifa Ashna’u,
Qad
Taghayyartu sayyidi,
Dzullani….
Kaifa Ashna’u…
“._/:
Tidak boleh.. Laki-laki tidak boleh Menangis!
0 komentar :
Posting Komentar