IAIN Sunan Ampel,
Selasa, 17 Januari 2012
Pilihan
lho ya, Bukan kesempatan untuk memilih. Pilihan tidak harus lebih dari satu.
Kadang apesnya, pilihan itu Cuma ada satu. Dan kita terpaksa memilihnya. Lebih
apes lagi, kadang pilihan ada banyak. Namun kita hanya bisa memilih satu.
Seperti dalam Scene film X-Men First Class, Prof. Charles Xavier yang berusaha
melobi Eric “Magneto” agar tidak jadi
melakukan tindakan yang menyulut perang. Beliau berusaha menjelaskan tentang
pentingnya perdamaian antar umat manusia. Namun Eric memberikan jawaban yang
amat sederhana, namun logis,;“Peace, was
never an Option” . artinya, seandainya dia tidak dituntut untuk
mempertahankan Ras bangsa Mutant dari serangan manusia. Dia akan memilih damai.
Ambil
contoh Lia, yang sejak awal ingin sekali ikut berlibur bersama teman-teman,
namun terbentur pada masalah finansial. Anisa kasusnya tidak jauh beda,
bayangan liburan yang menyenangkan bersama teman-teman harus dipupuskan oleh
keinginan orang tua. Widya pun sama, tidak diperbolehkan oleh salah satu dari
ketiga orang tauanya. Pilihan tak berpihak pada mereka.
Firoh,
yang sedang dirundung kegalauan (aku tidak berhak memberitahu kenapa) punya
kesempatan menghibur hatinya dengan Liburan kali ini. Tapi sehari sebelum
hari-H, dia kehujanan dan badannya kurang fit untuk ikut bersama kita. Nonik,
yang baru aku ketahui tadi pagi (itupun secara emosional) sedang sakit. Rifda,
Eko, Mirza, Hefni dan yang lain, dengan problem yang berbeda-beda.
Mari
Lihat dari sudut pandangku, Hari senin Majalah Ara Aita terbit, sudah tradisi,
setelah itu akan ada evaluasi yang melibatkan
senior-senior Hebat dari berbagai macam media. Begitu kudengar itu, apa yang
ada dipikiranku? Kesempatan! Ya, Kesempatan!, kapan Lagi akan kenal dengan Cak
Khozin, Pemred Tabloid Nurani, Cak Koko, Pimred Blok Bojonegoro. Cak Fani,
Redaktur SBO TV, Mbah sureng, dari Majalah Tempo. Sebuah batu Loncatan besar
dalam mengejar cita-citaku menjadi seorang Jurnalis. Tapi begitu kudengar
harinya crash dengan liburan
teman-teman, mukaku pucat seketika.
Setengah jam lamanya aku berdiri di depan
fakultas adab seperti Orang Gila, dihadapkan pada sebuah pilihan sulit,
Cita-cita atau persahabatan. Dan akhirnya kuambil pilihan Bodoh, berlibur
bersama teman-teman. Sejak berangkat, aku sudah menamakan langkahku ini sebagai
langkah yang mengahncurkan diri sendiri atau ‘Self Destruct’
Intinya
apa? Tujuan Liburan kita hari ini adalah untuk mempererat tali persahabatan.
Maka ikut sertanya tiap-tiap anggota menjada sangat berarti. Tapi jangan
terburu-buru memvonis mereka yang tidak ikut sebagai orang yang tidak peduli
akan persahabatan. Tidak kompak, dsb. Ingatlah, bisa jadi kita yang mengalami
nasib seperti mereka . saat keadaan tidak berpihak pada kita. Juga, jika kita
senang, jangan pernah lupakan mereka, sahabat kita yang tidak mampu berjalan
bersama kita.
Baiklah,
Kuhitung ada 22 Orang, mari kita berangkat pakai Bus P6, Jurusan Pasar Tambak
Osowilangon.
But Our Live made up of choices…
Some without Appeal…
(Avenged Sevenfold, Nightmare)
0 komentar :
Posting Komentar