Kamis, 13 November 2014

Ekspedisi Log 10

Pantai Utara Paciran, 3 November 2014
Asyura; Reforging our Destiny

Yesterday was a history, 
Tomorrow is a mystery, 
but today, is a gift..

      

         Tiga setengah tahun yang lalu, Kepala Musyrif kami mengutukku dengan ketidakberkahan ilmu, dan kesulitan hidup yang akan kualami di masa depan. Dan dalam tradisi ta’limul muta’allim, jangankan mengutuk, membuat seorang guru marah saja kerap menjadi pangkal ketidakbarokahan ilmu. Dan tidak ada yang dihasilkan dari ilmu yang tidak barakah selain kerusakan dan kekacauan.
         Tapi bagiku, kutukan hanya mempan pada mereka yang tidak percaya, bahwa takdir dan nasib, seratus persen berada di tangan kita sendiri.
         Dan taruhlah suatu saat kutukan itu benar. Aku tetap akan berkontribusi. Selama visi dan tujuan utamaku, masih tertancap di depan dahi. Aku akan tetap memainkan peran di dunia sibernetik ini. apapun yang kulakukan –no matter how small—akan memantik perubahan pada konstelasi makro dan mikro-kosmosnya. Lagipula, Para penopang cita-cita besar, idealisme-idealisma global, tidak selalu bekerja lewat jalur-jalur kebenaran. Beberapa dari mereka memantau dari balik gelap, mengawasi dari dalam bayang-bayang. Yang menciptakan keteraturan dunia bukan semata Struktural Fungsional, namun juga variabel-variabel konflik. Dunia bukan cuma butuh cinta, namun juga kebencian. Begitupun bayang-bayang, adalah konsekuensi dari munculnya cahaya. Bahwa entitas Sataniyah, yang kita diajarkan untuk memusuhinya, Juga beribadah pada sang Khalik dengan cara dan perannya sendiri. bahkan dia, berkontribusi dalam menjalankan protokol sunnatullah. Dunia akan seimbang, selama force of good, and evil masih berdialektika. Dunia akan timpang, jika salah satunya tumbuh terlalu kuat. Manusia akan jadi terlampau buas, jika hanya ada konflik dan peperangan, sedang akan menjadi terlalu lemah, jika terlalu lama dalam kedamaian.  
                Banyak penilaian disematkan padaku, banyak asumsi dan ramalan menyertai lahir dan hidupku. Banyak orang-orang yang mengira bahwa mereka mampu membaca taufiq dalam sekejap saja. Banyak dari mereka yang sekan-akan tau segalanya. tapi, aku disini, masih berdiri. Pelan tapi  pasti membuktikan bahwa mereka semua salah, mereka semua keliru. Kenapa? Karena taufiq adalah anak dari perkawinan antara cinta dan ideologi. Ia hidup dengan filosofi, bertindak dengan konsepsi, ia selalu mendengarkan kata hatinya, mengedepankan akal dan pikirannya. Ia punya seribu alternatif tindakan yang lahir dari jutaan gugusan pengetahuan.
      Ia adalah manusia multidimensi, kenal dengan kebahagiaan juga paham akan kesepian. Dibesarkan dalam cinta dan kasih sayang namun juga mengecap panasnya kebencian. Dalam dirinya tertanam Kebijaksanaan masa lalu dan Progresifitas masa depan. Dididik mulai dari sudut surau yang temaram hingga studio canggih yang terang benderang. Ia berteman dengan paradok-paradok, berkawan dengan dualisme dan pertentangan. Dirinya, adalah sintesa dialektis antara Hati dan Pikiran, yang menciptakan keajaiban.   
           Dan mulai hari ini, tidak ada seorang cenayang, psikolog profesional, ataupun Ahli-ahli ramal tidak Habib Musthafa ataupun Cita Nur Qomariyah yang boleh mengklaim bisa menilai diriku. Yang boleh merasa tahu akan masa depanku.  Ekspedisi muharram ini akan jadi tradisiku. Akan terus kulakukan hingga tua nanti. Karena ini adalah isra’ mi’raj-ku. Waktu-waktu dimana aku merasa amat dekat dengan sang pemberi kehidupan. Tak masalah walau bukan sidratul muntaha yang aku kunjungi. Karena Sang pemberi hidup dapat selalu kutemukan dalam setiap sujud. Sentuhannya kurasakan dalam setiap detak jantung, asmanya kudengar diantara tiap desau angin. Dan kusebut dalam setiap tarikan nafas. Karena ia selama ini amat dekat. dekat sekali.
         Asyura adalah dimana takdir-takdir berubah. Waktu asyura, 7 lapis langit dan 7 lapis bumi diletakkan. Di Asyura, hujan pertama menyapa bumi. Di Asyura, Eve diciptakan untuk adam. Di Asyura pula, taubat beliau diterima setelah 40 tahun bersujud. Di Asyura, Nabi idris diajak mengelilingi surga. Di Asyura, Allah mendaratkan perahu nabi Nuh beserta seluruh penumpangnya selamat dari banjir besar. Di Asyura, Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan paus. Di Asyura, Nabisulaiman mendapatkan kembali cincin kekuasaannya. Di Asyura, Nabi Ibrahim selamat dari kobaran api yang menjilati tubuhnya. Dan di Asyura pula, Nabi isa diangkat ke langit untuk kelak di kemudian hari turun ke dunia, dan berseru bahwa seluruh sabda Nabi Muhammad SAW, adalah  benar!
           Asyura adalah dimana takdir-takdir digariskan. Juga dimana takdir-takdir dirubah. Dan, hanya kitalah satu-satunya maklhuk istimewa yang diberikan kesempatan untuk mengukir takdir kita sendiri. Hari ini para ksatria bangkit. Mengakhiri  channeling spell mereka. Menghunus pedang untuk kembali pada pertempuran. Merekalah yang percaya bahwa nilai harus ditegakkan. Asas harus ditancapkan. Persatuan dan kedamaian harus diperjuangkan. Visi dan tujuan harus diraih. Merekala yang percaya bahwa hanya jika mereka berani berbuat, semua itu dapat diwujudkan.
Asyura adalah dimana perubahan-perubahan besar terjadi. Perubahan yang akan membuat persepsi akan masa lalu, cara hidup kita di masa kini, serta cara pandang kita akan masa depan, tidak akan sama lagi.
               
Di asyura, kawan.
            Kita akan mulai menempa takdir kita sendiri 


Sometimes life is altered,
Break from the rope, our hands are tied....
Uneasy with, confrontation...

Won’t turn our rights, can’t turn our rights...

0 komentar :

Posting Komentar