Conjuring the Rain
This
is the grave of a man who is sure to be forgiven by Allah and be granted
happiness by The All-Gracious, the teacher of princess and adviser to sultans
and viziers, friend of the poor and destitute. The great religious teacher:
Malik Ibrahim, renowned for his goodness. May Allah grant His pleasure and
grace, and bring him to heaven. He died on Senin, 12 Rabi' al-Awwal, 822 Hijri.
Gresik, selain cantik
dan menawan, juga panas, berdebu dan polutif.
Orang-orang di seberang
sana menenggak sebotol air. Aku cuma bisa menelan ludah. Astaga, panas sekali
cuacanya, lebih panas dari surabaya. Setelah sejam dihajar debu jalanan,
muter-muter kota gresik seperti orang goblok, dan dibentaki orang gara-gara
menerobos area Haul akbar jama’ah al-Khidmah, akhirnya sampailah aku dan linor
di desa Gapura gresik. Tempat Maulana Malik Ibrahim dimakamkan. Yeach!
Oke, we’re finally
here, valinor. By the way, ngaku jadi jama’ah al-Khidmah itu ide bodoh.
jelas-jelas ratusan orang itu berpakaian serba putih. kita cuma pilgrim
berpakaian abu-abu. Kotor pula. meski tradisi kita sama-sama (mirip) naqsabandiy,
tetap saja aku lebih mirip gelandangan daripada sufi. Tepok jidat!
Omong-omong tentang
hujan, titik balik musim nampaknya tidak terjadi di muharram tahun ini seperti
perkiraanku. Terutama daerah Surabaya dan sekitarnya. Kalau Bondowoso dan
daerah timur sudah lama masuk musim hujan. Bondowoso mirip Amegakure kalau
sudah masuk musim hujan. Bawaannya menduuung mulu, galauuu mulu. Bisanya waktu
ekspedisi muharram selalu dihiasi dengan hujan-hujan. Tahun ini tidak, cuacanya
cerah. Sorenya sumringah. Jadi kayaknya mau ngegalau juga tidak tepat.
Omong-omong tentang hujan,
Syaikh Maulana Malik Ibrahim atau Kanjeng Susuhunan Gresik yang kita kunjungi
ini adalah salah seorang diantara sedikit di dunia ini yang bisa memanggil
hujan. Tentunya setelah do’a yang nggetu dan atas izin Allah. Hey,
ayolah.. memanggil hujan itu bukan perkara mistik hebat. Makanya kita diajari untuk shalat istisqa’.
Ini bukan perkara kesaktian, tapi persoalan kebutuhan kolektifitas, proposal
pengajuan, sama relasi dengan si empunya alam semesta. Plus kemungkinan dan
komposisi atmosfer. Kalau semuanya met, Allah akan memerintahkan
otoritas cuaca untuk menekan tombol, dan taraa... turunlah hujan. Bukan karena
keris, ndeng!
Ibrahim waktu itu
perjalanan balik selepas bertemu dengan penguasa Majapahit. Si kakek bantal ini
bersama dengan lima orang muridnya suatu siang tiba di sebuah desa yang amat
tandus, tak satupun tumbuhan terlihat hidup. tanah yang diinjak lembut dan
berdebu.
Di kejauhan, sebuah
lapangan yang luas, berkerumun sekolompok orang sedang mengerumuni seorang
perempuan yang diletakkan di atas mezbah persembahan. Mudah ditebak,
orang-orang itu hendak mengorbankan si perempuan pada sang bhumi dengan
harapan berakhirnya kemarau panjang. Ibrahim menghentikan orang-orang yang
hendak menusuk si perempuan. Sebagai gantinya, beliau berdo’a kepada Allah agar
menurunkan hujan. Hujan pun turun, dan orang-orang di kampung tersebut seketika
memeluk islam. oh hiks hiks.. so sweet :’((menuangkan gelas aqua ke mata.
frustasi gak bisa minum).
Setelah menghabiskan
setengah jam thep taretthep di emperan Aula pesarean. Agak sedikit malas
untuk bangkit. Anginnya sepoy-sepoy menggoda mata untuk terlelap. Setelah
mengucap pamit pada hadirat syaikh Ibrahim, aku segera mencari sandalku dan
bergegas menuju lokasi parkir. Oh iya, sebelum pulang juga sempat mampir membeli
blangkon butut bakal souvenir ekspedisi muharram tahun ini. ummi menelpon.
Ngomel soal hasanah yang maksa ingin ikut PMII. Setelah selesai, kupacu valinor
menuju selatan gresik.
Hebat, dalam kamus kita
adalah ketika kita terkagum-belalak pada orang-orang yang bisa melakukan
sesuatu di luar batas kewajaran. Terbang, kebal senjata, memecah batu dengan
kepala, menyembuhkan sakit, meramal masa depan. Namun hebat, dalam kamusku
adalah orang-orang yang mampu merubah tatanan menjadi lebih baik. Serta meninggalkan
sebuah tradisi mulia yang menjaga sistem moral sebuah masyarakat, bahkan hingga
jauh setelah tahun kematiannya.
Dan, itulah keajaiban
yang diciptakan oleh para wali; the legacy
Next Stop, Girigakure
Ride on, valinor! The
quest still lie before us.
0 komentar :
Posting Komentar