Kamis, 13 November 2014

Ekspedisi Log 6

Mulyorejo, Surabaya,31 Oktober 2014
Purificational Detoxification

Ah,  Judul tulisan kok seperti komposisi bahan kimia.
Tapi itulah bulan muharram. Berlangsung Seperti detox


Sekarang bayangkan dirimu ada di nagasaki saat pesawat pengebom jumbo B-29 Enola Gay menjatuhkan little boy. Meskipun kau selamat,  pakaianmu harus dilucuti dan dibakar. Lalu tubuhmu harus disemprot dengan cairan antitoksin khusus penangkal radiasi. Lalu diguyur dengan semprotan air bertekanan tinggi sambil disikat sampai benar-benar steril.
Lalu coba katakan, bagaimana sebuah besi dimurnikan? Yak benar, dipanggang di suhu 300 derajat celcius hingga berpijar terang. Lalu dipukul-pukul hingga elemen kerak yang menempel padanya berpentalan keluar. Menyisakan besi murni yang cukup kuat untuk jadi pedang atau perisai. Tidak jauh-jauh, pakaian kotorpun harus disikat, diputar-putar, diinjak dan dibanting-banting, dijemur di bawah terik matahari, sebelum akhirnya menjadi mulya di dalam lemari yang harum.
Kesimpulannya, proses detox itu tak ada yang menyenangkan.

Sebenarnya, aku tidak mau disibukkan oleh apa-apa di sepuluh hari ini. namun, tidak tega juga rasanya membiarkan semangat adik-adik kelas KPI dalam menggarap megaproyek PHBI muharram mereka. Toh, inipun sebenarnya masih partisipasi memperingatinya. Ini namanya Kebun Bibit 2,  aku dan beberapa dari mereka sedang proses syuting untuk scene akhir Film PHBI muharram. Ya, debut pertama sebagai seorang sutradara. Daripada tidak ada kerjaan?
Proses transisi itu selalu tidak enak. Proses pebersihan selalu tidak menyenangkan. Demikian orang-orang selalu memuji-muji kecantikan kupu-kupu, namun jijik pada ulat dan kepompong. Chuz, kiki, amel dan yang lain mengeluh karena taman ini yang biasanya indah hijau, kini tampak seperti lautan lumpur karena sedang diperbaiki dan dikeruk. Aku tertawa saja dalam hati. sama dengan anak-anak PMII yang selalu mengoceh, berkeluh kesah dengan pembangunan kampus yang tak selesai-selesai. Baru kemudian nanti kalau kampus sudah megah, mereka manggut-manggut memuji program dan pelakasananya. Rakyat negeri ini sibuk mengutuki SBY ditengah-tengah pemerintahannya. Sekarang sibuk berebut mengucapkan terima kasih. Dan si jenderal hebat itu, dengan cool-nya mengangguk saja. Seolah itu bukan sesuatu yang besar.
Semua butuh waktu, semua butuh proses, dan semua punya kesempatan yang sama untuk berubah. Penilaian jelek kadang diberikan pada seseorang. Tapi jelek tidak ada yang permanen. Siapa tahu, keadaan dapat menjadi lebih baik. Tidak ada luka yang tak bisa disembuhkan, jika kita mau berusaha keras memperbaikinya. Yang penting, selalu jalani proses. Dan berhenti jadi orang yang melulu berkelana mencari hal-hal yang ideal. Giliran saat bagus-bagusnya dia menempel, lalu pergi sehabis sepah kehabisan manisnya. Berhenti berkelana mencari padang rumput yang hijau, dan mulailah menanami tanahmu yang kering. Dan ciptakanlah oasemu sendiri.
Bulan yang memang benar-benar suci adalah Ramadhan, kemudian bulan yang dimulyakan itu ada empat, dzulqa’dah, dzulhijjah, rajab dan muharram. Muharram adalah bulan yang disucikan, juga bulan penyucian. Muharram juga bulannya turning point, bulan perubahan yang menjanjikan kedaan yang lebih baik. Bulan dimana takdir berbalik, mendung tersingkap, jendela terbuka, dan harapan-harapan kembali merekah.
Bagiku, muharram adalah sebuah detox, proses pembersihan diri untuk menerima hikmah yang lebih tinggi. karena cahaya hikmah mensyaratkan jiwa yang murni. Sama seperti Rasulullah yang dibedah dulu dan disucikan dengan air zam-zam sebelum naik ke sidratul muntaha menerima perintah sholat. Yah, nyontek-nyontek sedikit lah.
Tak ada yang bilang proses detox itu enak, ya sakit, ya sepi, ya panas dan lapar, ya capek dan lelah. Semuanya adalah harga, harga bagi kekuatan dan kebijaksanaan kita. toh, kita ini laki-laki, kelak jadi suami, kelak jadi ayah. Atau bahkan mungkin kalau mujur jadi pemimpin dunia.  Jadi kalau tidak kuat dari sekarang, nanti gimana? Pemimpin itu yang pertama kali lapar dan yang terakhir kali kenyang. Kalau sekarang kerjanya tidur dan makan, mau jadi ayah macam apa?


0 komentar :

Posting Komentar