Surabaya, 7 November 2013.
![]() |
cetic souljourney.com |
Sacred Journey
Home’s left
behind...
The worlds
ahead...
There are many
path, to thread..
Kamar itu resmi menjadi
sejarah hari ini. Kalian yang pernah pindah tempat tinggal pasti paham rasanya.
Tidak mudah, bukan. Meninggalkan tempat kita tinggal. Apalagi dengan sejuta
kenangan. Ini berat. Namun, sepertinya aku memang ditakdirkan untuk menjadi
penjaga penuh organisasi ini dua tahun kedepan. Aku harus pindah meski itu berarti
semakin jauh dari dirinya.
Ya, masih tersisa penyesalan aku tak lagi bisa
melihat Balkon istana tempat pujaan hati ini keluar di pagi hari. Dan masih
menggumpal ketakutan bahwa ini sinyal dia akan menjadi tak lebih dari sejarah
di kehidupanku. Tapi, inilah panggilan tugas. Rumah ini kendati tak sebagus
tempat tinggal sebelumnya, tapi insyaallah akan menjadi persemaian
bibit-bibit baru. Kader-kader pemimpin dunia. Inilah kawah candradimuka. Home
Base tempatku dan kawan-kawan akan berjuang menjunjung bendera yang sudah
soak di kanan kiri. Aku harus mempersiapkannya.
Tahukah kawan, kenapa hari ini
begitu penting? Ya, karena sebuah perjalanan bersejarah dimulai hari ini. Seratus
liga menuju utara makkah. Rasulullah menempuh padang pasir, meretas bahaya menuju
kota impian. Di antara beliau dan tujuannya. Terhampar padang pasir gersang,
malam-malam dengan angin yang meremukkan tulang. Binatang-binatang beracun.
Perompak padang pasir. Serta bayang-banyang ancaman kejaran kaum kafir quraisy.
Di sampingnya, seorang sahabat yang setia. Sayyidina Abu Bakr As-Shiddiq.
Dan kaum muslimin. Ah, kita
tidak benar-benar mampu untuk membayangkan kecamuk hati mereka. ditinggalkannya
seluruh harta, rumah, sawah-ladang, ternak serta tanah air yang membesarkan
mereka. demi keselamatan akidah yang mereka genggam dengan penuh
keyakinan.
Sebelumnya, tinta emas
Al-Qur’an menggoreskan pula sebuah
perjalanan besar Nabi Muhammad. Perjalanan yang diberikan tuhannya untuk
menyeka hatinya dari kesedihan yang mengguncangkan. Diawali dengan penyucian
diri di sumur zamzam, menempuh malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho,
lalu melesat naik menuju hadirat Rabb-nya untuk menerima direct order
baginya dan seluruh umat manusia
setelah itu.
Kenapa perjalanan? Karena
itulah manusia. Akan selalu bergelut dengan pertanyaan-pertanyaan. Selama
pertanyaan itu terus bermunculan, manusia tidak akan pernah berhenti mencari
jawabannya. Melintas gunung, menyelami lautan. Mengarungi luar angkasa. Apapun
agar rasa ingin tahu itu terpenuhi. Satu jawaban, akan memunculkan seribu
pertanyaan baru. Begitu seterusnya, Manusia tidak akan pernah berhenti berusaha
mengenali dirinya sendiri.
Dengan perjalanan, kawan..
kita belajar untuk tawakkal. Menggantungkan setipis benang hidup kita pada sang
pemelihara di atas sana. Perjalanan
adalah sebuah proses penyucian diri. Penghancuran kebekuan hati. Sebelum hati
ini siap menerima cahaya ilahiah. Sebelum pemahaman baru ditanamkan pada diri
kita. Dalam perjalanan, kawan… kebijaksanaan mungkin diraih. Di tepi-tepi jalan
itu, Pelajaran mungkin dipetik. Untuk lebih bijaksana, mata kita perlu lebih
banyak melihat. Telinga ini butuh lebih
banyak mendengar. Kaki ini, butuh lebih banyak melangkah.
Kini,
kita tak boleh lagi menjadi anak panah yang tidak pernah lepas dari busurnya.
Ataupun air yang berhenti mengalir, menggenang busuk dan diinjak-injak orang.
Ataupun harimau yang tidak pernah meninggalkan sarangnya hingga mati kelaparan.
Kita adalah rajawali, yang menaklukkan langit dengan cita-cita kita. Menguasai
bumi dengan pengetahuan kita. Menaklukkan gelap dengan hati dan pemikiran kita.
Esensi
hari ini adalah sebuah keberanian. Keberanian untuk hijrah. Hijrah dari keadaan
beku menuju langit pencerahan. Menghijrahkan hati ini, kepada yang lebih baik.
Keberanian untuk meninggalkan tempat tidur yang nyaman dan hangat. Keluar
menantang hujan badai dan panas. Di ufuk destinasi ada janji, kawan. Janji akan
kebaikan yang berlimpah. Di sana ada kebijaksanaan diraih. Ayo, berangkat,
kawan… bukalah pintu, dan pakailah sepatu. jalan di depan menantimu. Berhias
aral, bertabur ayat-ayat tuhan.
0 komentar :
Posting Komentar