Senin, 12 Mei 2014

Heart of The Knight, Shall Never Falter…

Senin, 12 Mei 2014. Narasi Hidup Episode ke-100

Mengapa kita bertempur?
Karena tidak semua hal yang diinginkan, dapat kita miliki.
Namun, ada beberapa hal, yang memang benar-benar berarti.


                Apa yang tersisa di tahun kedua puluh dua? Jalur ilmiyyah yang semakin berliku. Arah masa depan yang semakin tidak menentu. Pandangan sinis disetiap sudut. Kesepian yang membeku. Atau hati yang terus membisu. Gambaran-gambaran indah itu perlahan berlalu. Dari sebuah ingatan yang kuat. Menjadi sebuah kenangan yang tenggelam. Seperti bayangan di air, yang akan segera hilang dihapus riak gelombang. Lalu gambar-gambar itu akan menjadi tak lebih dari sekedar mimpi. Lalu menjelma ilusi-ilusi yang kitapun harus berjuang untuk percaya, bahwa semua itu pernah ada.
               
                Dunia telah berubah, aku melihatnya di air..
                Aku merasakannya di tanah. Aku menciumnya di udara.
Hal-hal yang seharusnya tidak dilupakan, telah hilang. Karena tak ada satupun yang sudi untuk mengingatnya. Atau tak ada yang benar-benar hidup, untuk menceritakannya. Kenangan menjadi sejarah, sejarah menjadi legenda, dan legenda menjadi mitos. kemudian lentera-lentera Padam, menyambut kegelapan yang datang. Secepat itulah semuanya menjadi hitam. Hampa. Kosong.

                Oblivion
                Tapi menyalalah sebuah lilin. Kecil namun lantang menghalau kegelapan. Ayahnya sebuah bunga api.gempita namun sesaat. Kakaknya adalah sebuah kobaran. Besar namun secara pasti memudar. Dan si kecil ini adalah serupa daun emas. Bergoyang-goyang melawan tiupan. Si mungil yang bersinar.
                Kesanalah cahaya dikejar. Kesanalah mata terpaku. Kami bungkukkan badan meraihnya. Berusaha menghalau bayang-bayang hitam disekeliling yang berusaha menjamahnya. Tapi si kecil terus aja tak gentar mendongakkan dagu.
Hanya dengan Satu cahaya kecil, pedang dan perisai akan kembali bersinar. Jubah dan simbol di kepala akan kembali cemerlang. Ukiran tangkai bunga bergerak mengikat. Ukiran ular naga menggeliat terbuka. Hanya butuh satu cahaya kecil, simbol-simbol itu akan kembali hidup. Karena cahaya kecil itu adalah sebuah janji. Dan batang lilin adalah kesetiaan tanpa balas. Rela tubuhnya melepuh terbakar. Cahaya keemasan tak akan hilang. Bahkan dalam kegelapan yang menggentarkan.
Maju, ksatria. Lindungi satu-satunya cahaya keemasan yang memimpin matamu. Halau setiap tiupan. Lindungi dia dari bayangan. Jauhkan dia dari hitam. Karena dia yang bisa menjauhkan hatimu dari kegelapan. Maju. Dan jangan takut kegelapan. Kalau kita berhasil menempuh malam, matahari akan menyambut di depan. Esok mungkin diraih, kalau kita tak berputus asa.
Jangan ragukan hari esok, karena kalau kita hidup, kita akan menghiasinya. Dengan lagu-lagu dan puisi. Tiupan seruling dan petikan harpa. Kalaupun tak bisa, kita kan cukup memeliharanya. Kalaupun tak bisa, kita akan teguh mempertahankannya, kalaupun kita gagal mempertahankannya., kita akan membalaskannya.
Apa yang tersisa di tahun ke dua puluh dua?
Jawabnya, Sebuah Janji.

Be.. without fear before your enemies…
Be brave and honest.. God may love you..
 Speak the truth.. eventhough it leads you to Death
Live.. serve.. and protect the Helpless,
That’s your promise!
Arise, Knight! Arise, Champion of Devotion!


0 komentar :

Posting Komentar