Untuk, Mar’atus Shalihah
Mb mir itu... Penghias
banyak sekali tulisanku. Essay, Puisi, Cerpen, Coretan-Coretan...
Mb mir itu... seperti cermin bagiku, Aku bisa mengetahui kelemahanku,
hanya dengan melihat ke dalam matanya.
Tapi, Permintaan maafku
yang paling utama adalah karena sampai saat ini, Amarahku padamu belum bisa
kuredam.
Mb mir tau nggak, kontak tubuh antar manusia itu
istimewa. Para psikolog jerman berhasil membuktikan berbagai efek menakjubkan
dari berbagai kontak tubuh yang lumrah dilakukan oleh manusia. Tatapan mata,
Jabat Tangan, Tepuk bahu, Pelukan, Ciuman... juga termasuk di dalamnya, Tamparan.
Dua insan bisa saling mentransfer kekuatan hanya dengan sekali berpelukan.
seseorang bisa saja bertekuk lutut hanya dengan pandangan mata. Aku percaya mb
mir, antar dua sahabat, bisa merasakan isi hati masing-masing, dengan sekali
adu pukul. Seperti siang itu. Aku berdo’a agar tuhan memberikanku sedikit akses
ke dalam hatimu. Setelah dua kali kontak, aku mendapatkan input data berupa
kesimpulan-kesimpulan.
Mb mir-ku memang luar biasa. dan kalian berdua memang
luar biasa. bergantian menarik ulur hati ini seperti tarik tambang. Meskipun
Hati ini akhirnya harus menjatuhkan pilihan pada salah satu pihak. Tapi sisa-sisa kekaguman itu masih ada.
Pesonamu selalu membuatku terpacu untuk membuktikan diri jadi lebih baik.
Pesona yang membangun. Tidak seperti pesonannya yang korosif dan menjatuhkan.
Membuatku mati gerak. Mati langkah. Mati akal.
Selama semester dua dulu aku suka memandangi Mb Mir
berjalan dari lantai tiga gedung A. saat kau muncul, Aku memberi kode pada
diriku. Winter is coming through.. Winter is Coming through... Code MDW. All
Eyes to Milady de Winter.. Repeat, All Eyes to Milady de Winter..jika
otakku diibaratkan pusat kendali komputer, aku memerintahkan seluruh staff
disana untuk memfokuskan perhatian padamu. Mematikan seluruh kamera keamanan.
Dan menyetel gambarmu di Layar Besar utama. Selama beberapa menit.
“Oke, rekan-rekan... tampilkan gambar mb mir di layar
utama. Diam dan jangan ada yang bersuara. Abaikan kewaspadaan lingkungan.
Respon motorik, peringatan bahaya dini. Pokoknya tidak ada puting beliung,
kebakaran, pohon tumbang, badai petir, kerusuhan, atau kiamat yang boleh
menginterupsi penayangan gambar Mb Mir. Ulangi, Tidak Boleh!”
“Siap, Laksanakan!”
Dan ketika mb mir telah
berlalu. Komputer utama akan memberi kode. Winter has been passed.. Winter
has been passed... Semua unit kembali ke pos masing-masing. Sistem disetel ke
kondisi normal.
Sinting.
Semua tentang Mb mir cocok
dengan deskripsi file-file di otakku tentang gambaran seorang perempuan ideal.
Aku memang dulu mengharapkanmu. A Worthy companion for a Commander. Tapi
bisa disimpulkan, itu otakku yang jatuh cinta padamu. Tapi waktu itu aku masih
gengsi mengakuinya. Kupikir, perasaan semacam itu adalah kelemahan.
Saingan-sainganku mungkin akan tertawa mengetahui kalau aku terobsesi dengan mb
mir. Jadi, jangan sampai ketahuan! Pikirku waktu itu. Kemudian waktu berlalu.
Kita memang tak akan bisa menebak apa yang terjadi selajutnya. Aku juga tidak
akan menyangka kalau hatiku dibalik dalam hitungan detik malam itu. Lalu dipaku
pas disitu. File-File itu tak berguna lagi. Aku sadar kalau hati ini sudah
memilih, otak secerdas apapun akan bungkam.
Hari-hari setelah itu, kamu hanya melihat taufiq yang
semakin turun stats-nya. Perkataan-perkataannya yang idealis dulu kini
menghantamnya. Senjata makan tuan! Yang paling banyak bicara, juga pasti paling
banyak salahnya. yang memanjat terlalu tinggi pasti pasling sakit jatuhnya. Mb
mir pasti pernah mendengar kata-kataku bahwa dua orang pacaran itu yang
laki-laki pengecut dan yang perempuan goblok. Di luar itu mb mir, masih banyak
kata-kataku yang menyatakan bahwa cinta itu Bullshit dan sebagainya. Kali ini
tuhan mencambukku dari atas. Karma!
Aku sadar hari-hari itu semua perkataan dan
perbuatanku bisa dijadikan senjata untuk balik menyerangku. Kamu dan
orang-orang sekitarku memang jengah padaku. Tapi aku mb mir, berkali-kali lipat
lebih benci diriku. Frustasi, aku menaikkan taruhan, akan kubiarkan publik tahu
akan kelemahanku. Angkatan 2011 pun mendadak tak percaya padaku. Mereka
meludahiku walau masih ketua angkatan. Wajar. Taruhan ini dimaksudkan, agar aku
tahu mana yang benar-benar menganggapku sebagai Taufiq, Apa adanya teman. Dan
yang menganggapku sebagai penjilat ludah sendiri. Dan, aku tidak menyangka,
pernyataan paling sakit kudengar darimu, Mb Mir-ku.
Aku ini laki-laki kurang ajar yang mencintai kekasih
orang lain.
Begitu kan, mb mir?
Aku keluar villa mb putri setelah mendengar itu. Itu
pernyataan biasa. masalahnya, itu keluar dari bibirmu. Dan rumusan itu kini
bertambah, yang paling besar rasa cintanya, yang paling sakit rasanya. Baiklah
mb mir, semuanya memang benar. Aku yang salah. Tapi maaf, posisinya dihatiku
tidak tergantikan. aku akan tetap menjaga perasaan ini dalam hatiku. Meski
harus mengorbankan semua nilai, norma, dan idealismeku. Kamu bebas
menginjak-injak supremasiku. Bebas memandang remeh padaku. Aku tak akan marah
padamu. Dan tak akan pernah bisa.
Mb Mir-ku memang luar biasa.
Pesonamu kini bekerja lagi padaku. Bahkan mbyus
sendiri kewalahan memotivasiku untuk bangkit dan optimis. Aku memang
membuktikan diriku lemah waktu-waktu ini mb mir. Tapi, sejak aku gagal pada
cinta yang kedua ini, aku berjanji pada diriku. Aku akan jadi Laki-laki yang
lebih... lebih daripada ini. Lebih kuat, Lebih Tangkas, Lebih cerdas dan
bijaksana. kamu tetap akan jadi Mb Mir-ku, My Lady de Winter. Tapi kau
memang sang laut yang tak pernah bisa ditebak. Begitu indah dipandang, namun
tak tahu kapan akan menghanyutkan. Aku harus pasang perisai di depanmu. Meminta
Bantuan deathbat untuk melindungiku dari ketajaman mata dan perasaanmu. Aku
memang bodoh dan lemah, tapi aku tetap Taufiq, Legion Commander of Sapulidi.
Aku minta maaf Mb Mir, Amarahku belum reda.
Sampai kau
bisa membuktikan, kalau kau benar-benar temanku.
Teman yang suka memuji, tak segan pula menampar jika
aku salah.
Label me, That’s fine... i’ll be somebody else...
Nothing in front of me but Holes.. ahead
Lie about my life... i’ll have story to tell
0 komentar :
Posting Komentar