Untuk, Lailatur Rasyidah.
Tau sebuah fakta unik Mb
Ros, meski kedengaran tak sekeren yang lainnya. Tapi deret namamu memiliki
susunan gramatikal bahasa terbaik diantara semuanya. Lailatur Rasyidah. Momen
yang selalu kukejar setiap tahunnya. Hanya orang-orang khusus yang beruntung
mendapatkanya. Orang yang terbukti kualitas ibadah dan spiritualitasnya. Dan
aku percaya begitu kita mendapatkannya, kita memiliki kebijaksanaan yang tidak
dimiliki makhluk lainnya.
Dulu, Mb ros, seorang perempuan pernah mengeluh
kepadaku. Tentang semua kekurangannya. Tentang keterbatasannya. Bahwa dengan
keadaannya terlalu banyak batasan yang meghalanginya berbuat banyak. Batasan
yang enghalanginya meraih mimpi. Bahkan-kuharap secara tidak sengaja- dia
mengungkapkan menyesal jadi seorang perempuan. Ingin jadi seperti laki-laki.
Mungkin dia iri tidak sebebas laki-laki. Dalam porsi sosial dan kedudukan.
Agilitas, kemampuan memimpin, dan kekuatan secara naluriah dan jasmaniah. Juga
mungkin karena dia tidak secantik yang lain. Belum tahu saja dia, bahwa aku
benar-benar bahagia mendengar tawanya. Menantikan setiap hari kehadirannya.
Melihat gerakannya. kehadirannya mampu mengusir penat dan lelahku. Dalam
keadaan apapun. Dia tidak sadar, aku amat bersyukur tuhan meletakkan seorang
perempuan seperti dia dalam hidupku.
Jadi perempuan itu Mb Ros, rumusnya sederhana.
Waktu muda, jagalah harga diri dan keluargamu.
Setelah menikah, mengabdilah pada suami.
Berputra,
besarkan didiklah dia dalam tuntunan agama
Tua,
merapatlah pada yang Maha Kuasa.
Pasti Surga, Mb ros, percaya padaku.
Tidak seperti kami laki-laki, yang membawa setumpuk objective
yang teramat rumit saat dibawa ke dunia ini. Setumpuk tanggung jawab. harus
terlibat dalam banyak konflik kemanusiaan. Kadang harus mengawal beban dan dosa
sejarah. Terikat dengan banyak sekali atribut, Khalifatullah fil’ Ardh,
warasatul anbiya’, imamul mukminin, Ulul Albab,Ulin Nuha, dan seabrek
perangkat hidup dan kepribadian lainnya. Bukan hal mudah dititipi kekuatan
lebih. Semua ada porsi sidangnya di akhirat kelak. Sedetik kelalaian bisa
berbuah neraka. Kami bertaggung jawab
atas kelangsungan Agama Allah ini. Bertanggung jawab atas kaderisasi anak-anak
dan istri kami. Bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup umat manusia.
Karenanya kami membentuk pemerintahan-pemerintahan, federasi-federasi,
kerajaan-kerajaan, liga-liga,
perserikatan-perserikatan, lembaga-lembaga, organisasi-organisasi, dan
keluarga-keluarga. Semuanya dibentuk untuk memastikan semua urusan manusia
teratur rapi.
Maha besar Allah telah menciptakan Partner terbaik
bagi kami.
Kalian, para perempuan.
Makhluk ajaib yang bisa
menyuntikkan tenaga magis saat jiwa ini sedang lelah. Antidot ampuh yang mampu
menyembuhkan. Teman yang tidak pernah membosankan. Dan unit support terbaik saat menjalankan tugas. Kami membangun
dunia ini, kalian menghiasinya. Bisa apa kami tanpa kalian?
Aku juga pernah sepertimu, Mb ros.
Merasa keadaan amat tak
adil pada kita. Ingin sekali berhenti dan berlari pulang. Gelap dan inginnya
Cuma menangis saja. Selalu digelisahkan dengan menyesali kekurangan-kekurangan
kita. Pikiran pun tak bisa diandalkan untuk membawa kita keluar dari kondisi
tersebut. Namun, jangan berhenti menengadahkan tangan ke langit. Berjalanlah.
Bergerak!, maju!, rapatkan kancing baju dan cari! Jangan berhenti sampai
ketemu! Ada sesuatu dalam diri kita –tak peduli seberapa kecilnya- yang mampu
membuat hidup kita berarti. Berarti meskipun kita adalah makhluk terjelek sedunia.
Aku
menyebutnya, Alasan.
Aku minta
maaf mb ros, tidak bisa lagi jadi topanganmu. Karena sekarangpun, aku sedang
memasuki masa-masa gelap ketiga. Sedang berusaha bergelut dan memenangkan
kendali atas diriku. Kelak, berhentilah menangis. Mulai belajar berpijak di
atas kakimu sendiri. Orang dengan kesulitan hidup lebih punya kesempatan yang
lebih pula untuk melompat ke derajat yang lebih tinggi. jangan mengandalkan
taufiq. Taufiq Cuma makhluk kerdil yang bisa jatuh dan menangis kapan saja,
bahkan dengan alasan paling konyol sekalipun.
Yang terpenting, dalam kedaan sesempit apapun, jangan
lupakan kata-kata ini.
Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammadin,
Qad dlakat hiilati, adrikni ya Rasulullah.
0 komentar :
Posting Komentar