Surat Kedelapan, 08 Ramadhan 1434 H.
Untuk, Al-Ustad Sinyur Bangun Negoro
Tat, aku jadi jengkel
sendiri mengingat-ingat masa itu. Teman satu kosku geleng-geleng kepala saat
menyaksikanku duduk di pagar, menatap langit sore dan menyanyikan So Far Away
sendirian. katanya, dia belum pernah melihatku seperti itu. “aku mau banca’an
begitu ketuaku punya pacar.“ katanya. Aku tertawa saja. Dan terus bernyanyi.
So...
far... away...
Then i need you to know...
Daripada sebuah permintaan maaf, ini mungkin lebih
cocok disebut ucapan terima kasihku yang tak terhingga. Karena kau mengajarkan
ilmu baru padaku. Membukakan dunia baru padaku. Itu yang menjadikanmu guruku.
Kalau Sayyidina Ali mentahbiskan diri sebagai hamba seorang yang mengajarkannya
satu huruf saja, kau mengajarkanku banyak huruf. Em G D Bm C, dan masih banyak
lagi.
Oke, beberapa hari setelah peluncuran lagu pertamaku
(ah, rasanya ingin bunuh diri saja) yang gagal total, Aku didera trauma konyol.
Lagu itu kuhapus dari seluruh private storage-ku. Hape, flasdisk,
laptop, hardisk eksternal, CD, semuanya. Padahal lagu itu favoritku sejak dulu.
Aku tak pernah lagi mendengarkannya selama beberapa bulan. Aku jadi alergi
melihat gitar. Salahku. Padahal, aku begitu senang dulu semasa SMA saat
menyusuri udara sore pantai sambil memutarnya di telingaku.
Namun,
pasca hari-hari itu, Lagu itu berubah menyakitkan di telinga, badan, dada,
kepala, semuanya.menimbulkam keram dimana-mana. Aku lari kalau kebetulan lewat
depan warnet yang memutarnya. Juga berang kalau temanku menyetelnya di hape.
Aku memutuskan vakum. Namun, Seiring waktu berlalu. Aku mulai memberanikan diri
memegang gitar lagi. Suatu sore aku
terbangun sendirian. suasana langit merah dan angin melambai. Kuletakkan
jari di Em, dan menyetrumnya sekali, dua kali.. dan mengalirlah lagu itu.
Setelah sekian lama.
I
tried to heal the broken heart... with all that I could...
Waw, aku
sendiri tidak percaya aku bisa menyanyi sebagus itu.
Ternyata
memang harus dinyanyikan sendirian
lagu itu memang tidak pernah tersampaikan secara
sempurna. Tapi sebuah hikmah yang tak pernah kusadari, karena terlalu banyak
memperhatikan satu hal lain, adalah... bahwa aku telah berhasil menembus
ketidakmungkinan. Ketidakmungkinan yang kuciptakan sendiri. Kamu tahu tat, aku
berasal dari keluarga dan lingkungan yang tak mengenal musik. Bahkan mungkin
ayah akan memenggal kepalaku kalau ketahuan uang yang dikirimkannya kubelikan
gitar. Baru setelah ayah mengetahui untuk apa gitar itu dibeli, dia akan memenggalku
dua kali, mencincang kepalaku dan memasukkannya ke dalam Blender sebelum aku
sempat berkata “aku puasa dua minggu untuk menebus jatah makanku, bi... ”
kendati tumbuh di lingkungan islam fanatik, Fenomena
aneh saat aku jadi gila pada musik cadas-nya A7x. Entahlah, aku suka setiap kandungan filsafat
dalam setiap liriknya. Di pondok Pesantren dahulu, Aku berkhayal bahwa suatu
saat aku memegang gitar dan menyanyikan sebuah lagu. Lagu itu. Hayalan itu
pasang surut diterpa cemoohan teman sekamar yang bilang aku sinting. Atau
melihat rumitnya gambar guitar Chords yang kubeli di pedagang lapak. Impian itu
terasa jauh sekali. Tapi, akhirnya aku disini, memegang gitarku sendiri. Dan
berhasil menyempurnakan lagu pertama dalam hidupku. Memainkan melodiku sendiri.
Aku berhasil mewujudkan mimpi itu tat, takut-takut
aku membisiki diri sendiri bahwa Ini sepercik dari kekuatan cinta (sidang
pembaca saya persilahkan muntah). Aku rela tiga jari kiriku berdarah. Kaku
terlalu lama memencet senar. Aku melatihnya dari awal. Mulai belajar memencet
senar, memindah jari, kunci demi kunci, fret demi fret, not demi not, nada demi
nada, lagu demi lagu. Kadang hampir menangis merasakan betapa sulitnya
menyesuaikan tempo lagu dengan gerakan strum. Aku bilang pada tuhan, aku memang
tidak punya bakat musik, tapi ijinkan aku menguasai lagu ini. dan
menyanyikannya di depannya. Satu lagu saja. sekali saja.
Well, si tuhan sialan itu tak ingin aku berhenti di
satu lagu saja.
Makanya dia menggagalkannya.
Okelah tat, aku kini mulai bisa menerima kenyataan.
Seperti nasihatmu, aku tidak boleh berhenti bermusik hanya karena gagal disini.
Keindahan dunia yang diciptakan-Nya tidak akan habis oleh ratusan juta lagu
yang diciptakan oleh manusia. Aku masih bisa menyanyi untuk mengenangnya.
Sepahit apapun aku telah berusaha.
Kelak aku ingin jadi seorang gitaris hebat, tat.
Minimal bisa jadi lawanmu dalam Duel Guitar Battle beradu setang menyilang
seperti Zacky Vegeance dan Synister Gates. Menciptakan harmoni Serangan Nada
mematikan pada para pendengarnya. Untuk itu aku butuh bimbinganmu. Butuh ilmu
darimu. Jangan berhenti mengajariku. Aku juga tak akan berhenti belajar.
Let the Song,
Begin... Master!
0 komentar :
Posting Komentar