Human Quest, In Search for
Answer
Tanjungbumi, 23 November 2012, Decoding the Spell of Command Aura...
Quest, something
that drive us forward...
Manusia
hidup dari pertanyaan-pertanyaan. Beberapa pertanyaan kadang terjawab dengan
mudah. Beberapa sulit dijawab. Beberapa menimbulkan keraguan besar. Beberapa
tidak terjawab, menimbulkan rasa sakit yang memojokkan. Dan untuk menemukan jawabannya, siapapun akan mencarinya ke ujung
dunia. Melintas lembah, memotong jurang, menyelami samudra, bahkan menantang
kematian. Hanya untuk satu kata; Answer. Jawaban yang akan memberinya
ketenangan hati. sesuatu yang rela ditebus dengan harga semahal apapun!
Seperti aku saat ini.
Pagi yang sejuk. Udara pesisir utara madura menyambut
hangat selepas hujan semalam. Mentari masih enggan memberikan sinarnya secara
utuh. diantara kelembapan embun, Mitshubisi L-300 ini melesat. Membawaku
ke lokasi terakhir channeling spell pertamaku. Seperti biasa, yang bisa
kulakukan Cuma melamun sambil membiarkan Tonight the world dies-nya A7x
mengalun pelan di telingaku.
Aku datang sejauh ini, hanya untuk mencari secuil
jawaban.
Lamunanpun berlanjut...
Mungkin hidup peradaban manusia tidak akan pernah
menjadi secanggih saat ini jika berabad-abad lalu seorang tua bernama Thales
tidak mengungkapkan sebuah pertanyaan “sinting” yang tidak mungkin dilakukan
orang lain. “What is the nature stuff? “ alam ini terbuat dari apa? Lalu
setelah itu muncul orang-orang sinting lain dengan pertanyaan-pertanyaan mereka
yang tidak kalah sinting. Orang-orang sinting itu kemudian disebut filsuf , dan
kumpulan pertanyaan ‘sinting’ mereka disebut Filsafat. Induk dari segala macam
ilmu pengetahuan. Tidak salah kalau Betrand Russell mengatakan bahwa filsafat
adalah The attempt to answer ultimate question.
Hanya jika manusia terus bertanya, manusia akan terus
hidup, kehidupannya akan terus berkembang. Hanya jika manusia tidak berhenti
“galau”. Roda peradaban akan terus bergulir. Penemuan demi penemuan yang mampu
menjawab pertanyaan yang lalu akan terus bermunculan. Paradoksnya, ketika satu
jawaban berhasil ditemukan, bersamaan dengan itu pula seribu pertanyaan baru
akan muncul. Begitu seterusnya hingga kehidupan ini berhenti berputar.
Manusia tidak mungkin terbang dengan jet canggihnya
jika dahulu Wright bersaudara tidak penasaran melihat burung camar terbang
tanpa mengepakkan sayap. Tak mungkin ada yang tahu kalau bumi ini bulat jika
saja Christopher Columbus tidak penasaran akan batas laut yang dilihatnya.
Dengan rasa penasaran semacam inilah mausia memiliki kekuatan. Kekuatan untuk
melaksanakan quest-nya. Dengan ilmu pengetahuannya, manusia dapat
terbang setinggi burung. Menyelam sedalam ikan. Berlari secepat rusa. Melihat
setajam elang. Berdiri sekokoh gajah.
Selama hidup, pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan
pernah habis. Pun demikian, usaha-usaha untuk menemukan jawabannya tidak akan
pernah berhenti. Namun, ketahuilah
kawan, ada beberapa pertanyaan yang memang diciptakan tanpa jawaban. Adakalanya
kita harus berhenti dan menyerahkan seluruhnya pada yang diatas. Adakalanya
kita harus berhenti mempertanyakannya. Ada yang tidak mampu kita jangkau dengan
pikiran kita. Demikian pula ada sesuatu yang tidak cukup jelas untuk
dipertanyakan. Dan, terhadapnya,
berhentilah bertanya!
Aku melompat turun.
Pesarean megah yang dikunjungi ratusan orang tiap harinya tanpa henti
itu sudah terlihat. Berhenti sejenak untuk menenggak air dan membetulkan letak
sarung dan kopiah, lalu aku melangkah masuk.
Satu lagi
kawan, saat pertanyaan-pertanyaan itu tak mampu dijawab. Hati manusia
mengeluarkan kemampuan terhebatnya;
Believe... yang lain menyebutnya Faith.
Kita menyebutnya, Iman.
Tell me...
Tell me...
That I’m not All Alone...
And Everythings Alright..
0 komentar :
Posting Komentar