Jumat, 14 Februari 2014

No Color Will Remains



Ngancar, Kediri. 3 hari sebelum Letusan

This Mountain is awaking...
I smell it in the air...
I see it in the water...
I Feel it in the earth...

Untuk kawan-kawanku, KPI A2 Rassional.


          Teman-teman boleh berpikir kalau Peristiwa Letusan gunung kelud yang menjadi bagian dari bencana Nasional tidak ada kaitannya dengan kita. Tapi tidak bagiku. Karena aku baru saja membayangkan kita bersama berjalan serempak menaiki lereng gunung ini. Saling dorong dan tertawa bersama menikmati hamparan hijau di kanan kiri jalur pendakian. Kalian tergambar jelas di jalanan aspal di bawah sana. Empat puluh delapan jam setelah ini, aku akan bersyukur aku sudah tidak lagi berada di tempatku berdiri.
Abu vulkanik gunung yang telah tertidur selama 23 tahun itu mengubur rumah, ladang, jalan-jalan, jembatan dan pemukiman. Tidak hanya itu. ia juga baru saja mengubur secercah harapan yang baru saja hidup di hati seseorang. Bukan aku. Salah satu sahabat kita. Harapan itu sederhana, tidak muluk, dan aku akan memarahi tuhan jika tak mau mengabulkannya. Harapan akan kembalinya kalian, Teman-teman! Kembali menjadi kawan-kawan yang dikenalnya dulu.
Tidak lama lagi hamparan hijau ini akan musnah, begitupun magenta emas, asap putih, bercak merah bunga tulip dan cabai, coklat atap rumah-rumah. Semuanya akan berganti kelabu. Tak ada warna lagi. Aku melihat gambar itu di mata sahabat kita. Warna-warni yang menghiasi kehidupan kita dulu kini tertutup debu. Mungkin dia ingin menghapusnya. Mengembalikan warna-wani itu lagi. Dan, aku ingin membantunya. Walau dalam kepalaku, teman-teman memenuhi semua syarat orang-orang yang layak kulempar sandal. Tapi aku ingin membantunya.
Bagaimanapun, dia masih percaya akan gagasan persaudaraan. Dia masih percaya kasih sayang dan empati itu.... tidak peduli seberapa kecilnya masih ada di hati setiap kalian. Dia masih percaya di situ, masih ada teman-temannya. Aku ingin sekali mempercayai gagasan itu.
Terakhir kali saat aku memandangi puncak gunung berasap saat kami turun hari itu. aku menggumamkan kata-kata ini dalam hati,

Sejauh apapun kita terpisah, kali ini kembalilah ke titik berkumpul.
Kembalilah, kawan-kawanku.
Kami merindukan kalian.

0 komentar :

Posting Komentar