Minggu, 19 Agustus 2012

Whisper of Defeat


Kamar gelapku, 1 Syawal 1433 H
                Pernah dicuekin orang nggak?
Kalau aku, karena mungkin keseringan, jadi rasanya tidak terlalu menjengkelkan, tidak terlalu sakit, dan tidak terlalu nyesek. Bahkan datar-datar saja. Dunia ini jadi lebih  tentram kalau aku hidup dengan semua orang yang tidak mempedulikanku. Daripada harus hidup dengan sorot mata dan ribuan kamera yang tertuju padaku (Halaah… Sok Artis!) Tapi ini lain. Ini adalah salah satu kind of  dicuekin yang benar-benar bikin stress berat. Mungkin dulu saat Nonik mengirimkan pesan melalui Rifda yang berbunyi “Gantung,” seperti ini rasanya. Nyesek!
Tahu siapa yang lagi nyuekin aku?


Salah, Aku lagi dicuekin Tuhan.
Parahnya, sepanjang bulan Ramadhan.
               
                Aku nggak mau ngaku-ngaku jadi Nabi lho, kayak si Musailamah Al Kaddzab ataupun Tante Sajah Tamimiyah. Tapi, percaya deh kawan, sometimes, Tuhan berbicara padaku. Juga pada kalian semua, Cuma ada yang sadar, ada yang tidak. Ini bukan wahyu, bukan ilham. Bentuknya bisa apa saja. Suara burung, nyanyian angin, perkataan ustad/dosen,  papan reklame, Hadist, Paling sering, Ayat Al-Qur’an sama lirik lagu Avenged Sevenfold (iya, sudah tahu, Aneh kan?).
                Dan, inilah yang jadi lunar Light bagiku dalam menjadi kehidupan. Jadi saat pertimbangan logika saintifik dan perangkat Istinbathul Hukmi milikku tidak mempan terhadap suatu permasalahan, aku tinggal pasrah menunggu. Menunggu wahyu berlagak seperti Nabi Muhammad SAW. Tapi, paling lama beliau dicuekin selama tiga hari. Itupun karena beliau tidak sadar kalau di bawah kasurnya ada anjing. Setelah ketemu dan disingkirkan, Allah langsung konfirmasi melalui surat Ad-Duha. Maa wadda’aka rabbuka wama qalaa… Aku nggak ninggalin kamu, aku nggak nyuekin kamu. Iki sing nggarai Asu. Itu Rasulullah, tiga hari. Lah aku, sebulah penuh, tidaaaakk!
                Ini sudah terasa sejak awal Ramadhan. Hatiku sudah tidak match dengan sabda rasulullah man fariha bidukhulir Ramadhan, harramallahu jasadahu ‘ala an-Naar. Tak ada rasa bahagia samasekali. Ada ya stress gara-gara Electrical Shock yang ditembakkan Putri Luthien selama SOJ KPI. Tidak ada wahyu seperti waammal Ladzina Amanu… saat belajar Teori Fungsi-nya Talcott Parsons, Innaka lan Tahdi man Ahbabta…. Waktu nulis nama mb mir di daftar peserta PKD, Alam akul lakum innaka lan tasthati’ma’iya Shabra… saat dimarahi Guruku, atau Fainna ma’al ushri, Yusra… Inna ma’al usri, Yusra… yang kudengar berulang-ulang pasca hilangnya Nokia X1.01 milikku di jalan tunjungan habis jalan-jalan sama mb yus. Dan masih banyak lagi.
                Jadi, tahulah diriku kalau Tuhan itu Maha Pencemburu (sebutan lain untuk tukang jeles)
                Ihir, eike jadi ge-er nih.. (Kumat)
Mungkin ini salahku, pikiranku terlalu tertuju pada orang lain. Kuakui akhir-akhir ini aku sangat getol mengupayakan seize control atas hati yang lagi oleng tak tentu arah. Sedikit-sedikit, dia. Sedikit-sedikit, dia. Dia kok Cuma sedikit?  (Heh! Serius!).
                Habislah, selama bulan Ramadhan, Aku seperti orang linglung. Disindir habis-habisan sama Audioslave. Someone falls to pieces, sleeping all around… someone kills the pain… Langsung kulempar sound dengan bantal. Hey! Aku memang lagi Fall to pieces, Tapi aku bukan tukang tidur!
Berkali-kali aku membujuk-Nya biar tidak ngambek. Aku berdalih, salah Dia sendiri mengarahkan hatiku pada orang lain. Ndak tau lagi kalau karepe ngetes.
                Hampir tiap malam aku jungkir balik mengirim pesan
                Ya muqallibal qulub, Tsabbit qalbi ‘ala diinik…
                Rabbana ‘ighfir lana dzunubana, Watsabbit Aqdaamana…
                Tapi, percuma…
                Aku sudah menyerah, Ramadhan sudah kadung Habis. Masa-masa penuh berkah yang amat precious itu terbuang percuma. Hanya diisi dengan kegalauan-kegalauan gak jelas. Saat takbir berkumandang , hatiku malah menangis (Asiaaaahh…). Kemenangan ini bukan milikku. Aku hanya pecundang lemah yang memimpikan Bulan. Dan tak kunjung sadar bahwa dia adalah sesuatu yang ada Beyond my reach. Idul Fitri bubar!, habis shalat ‘id langsung banting badan ke kasur. Lalu tidur. Ke dunia mimpi, satu-satunya tempat dimana para pecundang terbebas dari rasa sakitnya. Sayangnya, tempat itu tidak benar-benar ada.
                Di mimpi, mungkin dia akan kutemukan sebagai sosok yang lain. di dunia mimpi, mungkin dia bisa jadi milikku, di dunia mimpi, Mungkin aku bisa jadi ganteng, putih dan gagah, memakai kacamata, dan naik motor suprafit. Biar di dunia nyata dia adalah orang lain. namun, dimimpiku, dia akan jadi Lady of Dreams yang dinyanyikan Kitaro dan Evangelis…

                Only the Lady of dreams…
                That bring the Light,
                On to Your Heartscream…
                Jreeeettsgdgjjfkhhhhh.. sssrrrrrrkkkkhhhh…
                Hey! Siapa yang merusak kasetnya!

Wait!, Bangung! Bangun! Radar berkedip! Pesan dari langit!, bangun Goblok! Dasar pemalas!cepat, tolol!, grubak! lari ke jeding, ampar sajadah! Hidupkan transmisi! Bruakk! Prang!Hey, ayo cepat! Bersiin tu belek! Ih, itu juga air liur! Cepaatttt! Buka pesannya! Diterima,, apa isinya??!! Baca!! Iya, sabar cuk!..
Ini dia, bismillahirrahmanirrahim

                Alladziina qaalu rabbunaAllah, tsumma-as taqamu, tatanazzalu ‘alaihimul malaaikatu
                Alla takhaafu,, wala tahzanu,, waabsyiru bil jannati ,, allati kuntum  Tuu’adzuun…”
                (QS. Hamim Sajadah :30)

                What??! Are You Mocking me, My Lord?

0 komentar :

Posting Komentar