Kamar gelapku, 1 Syawal 1433 H
Pernah
dicuekin orang nggak?
Kalau aku, karena mungkin keseringan,
jadi rasanya tidak terlalu menjengkelkan, tidak terlalu sakit, dan tidak
terlalu nyesek. Bahkan datar-datar saja. Dunia ini jadi lebih tentram kalau aku hidup dengan semua orang
yang tidak mempedulikanku. Daripada harus hidup dengan sorot mata dan ribuan
kamera yang tertuju padaku (Halaah… Sok Artis!) Tapi ini lain. Ini adalah salah
satu kind of dicuekin yang
benar-benar bikin stress berat. Mungkin dulu saat Nonik mengirimkan pesan
melalui Rifda yang berbunyi “Gantung,” seperti ini rasanya. Nyesek!
Tahu siapa yang lagi nyuekin aku?
Salah, Aku lagi dicuekin Tuhan.
Parahnya, sepanjang bulan Ramadhan.
Aku
nggak mau ngaku-ngaku jadi Nabi lho, kayak si Musailamah Al Kaddzab
ataupun Tante Sajah Tamimiyah. Tapi, percaya deh kawan, sometimes,
Tuhan berbicara padaku. Juga pada kalian semua, Cuma ada yang sadar, ada yang
tidak. Ini bukan wahyu, bukan ilham. Bentuknya bisa apa saja. Suara burung,
nyanyian angin, perkataan ustad/dosen, papan
reklame, Hadist, Paling sering, Ayat Al-Qur’an sama lirik lagu Avenged
Sevenfold (iya, sudah tahu, Aneh kan?).
Dan,
inilah yang jadi lunar Light bagiku dalam menjadi kehidupan. Jadi saat
pertimbangan logika saintifik dan perangkat Istinbathul Hukmi milikku
tidak mempan terhadap suatu permasalahan, aku tinggal pasrah menunggu. Menunggu
wahyu berlagak seperti Nabi Muhammad SAW. Tapi, paling lama beliau dicuekin
selama tiga hari. Itupun karena beliau tidak sadar kalau di bawah kasurnya ada
anjing. Setelah ketemu dan disingkirkan, Allah langsung konfirmasi melalui
surat Ad-Duha. Maa wadda’aka rabbuka wama qalaa… Aku nggak ninggalin
kamu, aku nggak nyuekin kamu. Iki sing nggarai Asu. Itu Rasulullah, tiga hari.
Lah aku, sebulah penuh, tidaaaakk!
Ini
sudah terasa sejak awal Ramadhan. Hatiku sudah tidak match dengan sabda
rasulullah man fariha bidukhulir Ramadhan, harramallahu jasadahu ‘ala
an-Naar. Tak ada rasa bahagia samasekali. Ada ya stress gara-gara Electrical
Shock yang ditembakkan Putri Luthien selama SOJ KPI. Tidak ada wahyu
seperti waammal Ladzina Amanu… saat belajar Teori Fungsi-nya Talcott
Parsons, Innaka lan Tahdi man Ahbabta…. Waktu nulis nama mb mir di
daftar peserta PKD, Alam akul lakum innaka lan tasthati’ma’iya Shabra… saat
dimarahi Guruku, atau Fainna ma’al ushri, Yusra… Inna ma’al usri, Yusra… yang
kudengar berulang-ulang pasca hilangnya Nokia X1.01 milikku di jalan tunjungan
habis jalan-jalan sama mb yus. Dan masih banyak lagi.
Jadi,
tahulah diriku kalau Tuhan itu Maha Pencemburu (sebutan lain untuk tukang jeles)
Ihir,
eike jadi ge-er nih.. (Kumat)
Mungkin ini salahku, pikiranku terlalu
tertuju pada orang lain. Kuakui akhir-akhir ini aku sangat getol mengupayakan seize
control atas hati yang lagi oleng tak tentu arah. Sedikit-sedikit, dia.
Sedikit-sedikit, dia. Dia kok Cuma sedikit?
(Heh! Serius!).
Habislah,
selama bulan Ramadhan, Aku seperti orang linglung. Disindir habis-habisan sama
Audioslave. Someone falls to pieces, sleeping all around… someone kills the
pain… Langsung kulempar sound dengan bantal. Hey! Aku memang lagi Fall
to pieces, Tapi aku bukan tukang tidur!
Berkali-kali aku membujuk-Nya biar tidak
ngambek. Aku berdalih, salah Dia sendiri mengarahkan hatiku pada orang lain.
Ndak tau lagi kalau karepe ngetes.
Hampir
tiap malam aku jungkir balik mengirim pesan
Ya
muqallibal qulub, Tsabbit qalbi ‘ala diinik…
Rabbana
‘ighfir lana dzunubana, Watsabbit Aqdaamana…
Tapi,
percuma…
Aku
sudah menyerah, Ramadhan sudah kadung Habis. Masa-masa penuh berkah yang amat precious
itu terbuang percuma. Hanya diisi dengan kegalauan-kegalauan gak jelas.
Saat takbir berkumandang , hatiku malah menangis (Asiaaaahh…). Kemenangan ini
bukan milikku. Aku hanya pecundang lemah yang memimpikan Bulan. Dan tak kunjung
sadar bahwa dia adalah sesuatu yang ada Beyond my reach. Idul Fitri
bubar!, habis shalat ‘id langsung banting badan ke kasur. Lalu tidur. Ke dunia
mimpi, satu-satunya tempat dimana para pecundang terbebas dari rasa sakitnya.
Sayangnya, tempat itu tidak benar-benar ada.
Di
mimpi, mungkin dia akan kutemukan sebagai sosok yang lain. di dunia mimpi,
mungkin dia bisa jadi milikku, di dunia mimpi, Mungkin aku bisa jadi ganteng,
putih dan gagah, memakai kacamata, dan naik motor suprafit. Biar di dunia nyata
dia adalah orang lain. namun, dimimpiku, dia akan jadi Lady of Dreams yang
dinyanyikan Kitaro dan Evangelis…
Only
the Lady of dreams…
That
bring the Light,
On
to Your Heartscream…
Jreeeettsgdgjjfkhhhhh..
sssrrrrrrkkkkhhhh…
Hey!
Siapa yang merusak kasetnya!
Wait!, Bangung! Bangun!
Radar berkedip! Pesan dari langit!, bangun Goblok! Dasar pemalas!cepat, tolol!,
grubak! lari ke jeding, ampar sajadah! Hidupkan transmisi! Bruakk! Prang!Hey,
ayo cepat! Bersiin tu belek! Ih, itu juga air liur! Cepaatttt! Buka pesannya!
Diterima,, apa isinya??!! Baca!! Iya, sabar cuk!..
Ini dia, bismillahirrahmanirrahim…
“Alladziina qaalu
rabbunaAllah, tsumma-as taqamu, tatanazzalu ‘alaihimul malaaikatu
Alla
takhaafu,, wala tahzanu,, waabsyiru bil jannati ,, allati kuntum
Tuu’adzuun…”
(QS.
Hamim Sajadah :30)
What??!
Are You Mocking me, My Lord?
0 komentar :
Posting Komentar