Jumat, 27 Maret 2015

Descending Immortality

Surabaya, 18 Maret 2015        
Ada sebuah lamunan di pagi yang sepi dan sendiri
Adalah sebuah noktah pengetahuan yang terlahir di hari kelima penciptaan. Sang kuasa berkenan untuk menempatkan secuil dari diri-Nya untuk mewujud di alam semesta. Terciptalah sel pertama cikal bakal semua makhluk hidup di alam semesta. Sang induk. Dia kemudian membelah dirinya untuk melahirkan putra-putranya. Sel-sel yang baru. masing-masing anak membawa pengetahuan genetis yang identik dengan sang induk. Masing-masing satu. mereka lantas menyebar ke seluruh jagad raya untuk berdiam dan menguasa di sudut-sudut alam semesta.

Pengetahuan dibawa oleh seorang anak ke lautan dan pusaran air-air dalam. Terbentuklah makhluk perenang yang cepat dan cekatan. Pengetahuan lain dibawa oleh seorang anak ke sungai dan rawa-rawa basah, terbentuklah hewan melata yang lincah menelusuri batu dan celah-celah sempit. Seorang anak tumbuh di kaki-kaki bukit dan puncak pegunungan, Ia lantas membuat kulit bulu tebal bakal perlindungan dirinya. Seorang anak mendarat di kanopi maha luas dan pucuk-pucuk pepohonan, tangannya perlahan menguat dan tubuhnya meringan. Iapun berayun-ayun dengan bebas diantara ranting-ranting tinggi. seorang anak ditakdirkan merajai angkasa. Dianugerahkanlah baginya dua sayap dan bulu-bulu penakluk angin. Adapun bagi mereka yang memilih padang rumput yang luas, mereka dianugerahi kecepatan dengan empat kaki, bobot, kekuatan, serta sebuah tanduk sebagai senjata dan simbol kehormatan.
Noktah-noktah itu tumbuh, Berdialog, saling membelah diri, lalu berdiaspora, menjadi bermilyar-milyar struktur kehidupan. Tak henti mereka terbang menjelajah tempat-tempat baru. di setiap tempat yang disukainya mereka berhenti, lalu membentuk diri menjadi penguasa disitu. Pengetahuan mereka membentuk pribadi, pribadi-pribadi membentuk kroni, kroni-kroni membentuk koloni, koloni berkembang tumbuh dalam generasi-generasi. Dimulailah penjelajahan maha panjang dari sebuah periode penciptaan. Dimana pengetahuan-pengetahuan berdialog dengan alam semesta. Mengembangkan dirinya sendiri menyerap sebanyak mungkin kebijaksanaan sang pencipta. Karena sesungguhnya ayat-ayat-Nya senantiasa tersebar di sudut-sudut alam semesta.    
         Dalam rentang generasi, Semesta tak mesti bersahabat. Dalam kasih-Nya juga terdapat murka-Nya. Demikian hidup tak mesti memberi. Diapun merampas. Sejuk kelak berubah menjadi dingin membekukan. Kehangatan kelak menjelma api yang menghanguskan. Langit cantik yang cerah menyimpan wajah badai yang mengerikan. Tanah menelan apapun yang memijaknya. Dalam kondisi sulit, Pribadi-pribadi berjuang untuk mempertahankan dirinya. Kemarahan sang pencipta adalah sebuah seleksi. Api menjadi lambang kehancuran. Dan air akan membersihkan semuanya. Memisahkan yang murni dari yang busuk, yang bersih dari yang kotor. Badai berlalu, Banjir menyurut, Api Padam, dan kebekuan pun mencair. Siapapun yang bertahan selepas masa sulit, berevolusi menjadi sebuah entitas yang baru. lebih kuat dan cerdas. Yang gagal musnah berkalang tanah. Kembali pulang ke pangkuan sang pencipta.
          Namun ada sebuah seleksi yang siapapun tak dapat bertahan darinya.
          Waktu.
         Setiap sel ditakdirkan untuk layu dan mati. namun pengetahuan harus tetap hidup dan bertahan. karena pengetahuan adalah hasil dialog panjang antara kita dan alam. Maka dipisahkanlah kontainer pengetahuan itu dari dirinya. Iapun mati, namun kontainer itu kelak tumbuh menjadi putranya. Yang mebawa seluruh hasil dialog dan pengembaraannya. Dia akan menempuh dialognya sendiri. dia akan mengukir pengetahuannya sendiri. begitulah pengetahuan diturunkan dari generasi ke generasi. Begitulah bagaimana nama den identifikasi menjadi abadi. Dan secuil bagian dari sang kuasa itupun tetap Abadi saat bagian orisinal dari diri kita, darah dan tulang, kulit dan daging. Membusuk dan hancur.
        Satu sel lebih unggul daripada yang lain. Dalam dirinya terkandung prosentase pengetahuan lebih banyak daripada yang lain. Dia lebih dekat kepada kemiripannya dengan sang Pencipta. Sel yang lain lebih inferior. Mesti berjuang keras untuk bertahan di lingkungannya. Pribadi-pribadi berevolusi melalui rentang waktu. Mereka membentuk, membongkar, berfusi, berfriksi, membentuk kembali, memasang, mencopot, menyambung. diversivikasi mulai merambat naik. Beberapa sel khusus ditakdirkan untuk jadi penguasa, yang lain diikat untuk menjadi budak.
      Maka terjadilah takdir dimana sebuah sel memakan sel lainnya. Sebuah entitas mebunuh entitas lainnya. Dimulailah masa dominasi melawan resistensi. Muncullah mekanisme menyerang dan bertahan. muncullah senjata dan pelindung. Muncullah konflik dan kontradiksi. Muncullah pertentangan, Muncullah perang. siklus kelahiran dan kemusnahan berputar semakin cepat. Kebangkitan, kehancuran. Keteraturan demi kekacauan menghiasi alam semesta. Gelap dan terang berpapasan saat kematian dan kehidupan menari berpagutan.  
       Saat gelap dan kacau, perang dan konflik berkepanjangan, tersiar kabar bahwa sang Maha Kuasa akan kembali menciptakan sebuah bentuk kehidupan baru. meski tujuh hari penciptaan telah berakhir. dikatakan bahwa makhluk yang satu ini mebawa lebih banyak sifat-sifat-Nya dalam diri mereka. dengan kaf dan nun, diperintahlah sejumlah besar sel berpengetahuan untuk bergabung menjadi sebuah entitas baru. plus, Dia-pun meniupkan seberkas cahaya keagungannya pada entitas baru tersebut. Maka lahirlah, makhluk terunggul dengan senjata terbaiknya, pengetahuan dan adaptasi.  
        Manusia.
       Diutus untuk membersihkan kekacauan dan merawat semesta. Meskipun kelak bakal mengulangi kesalahan yang sama. Yah walaupun bagaimanapun bagian dari sang Pencipta dalam diri kita akan tetap abadi. Sedang yang orisinil dari kita, akan musnah dan hancur.

Numquam remotiores ab origine. Media parte mundi. Funditus aberamus


0 komentar :

Posting Komentar