Surabaya, 18
Maret 2015
Ada
sebuah lamunan di pagi yang sepi dan sendiri
Adalah sebuah noktah pengetahuan yang terlahir di hari kelima penciptaan.
Sang kuasa berkenan untuk menempatkan secuil dari diri-Nya untuk mewujud di
alam semesta. Terciptalah sel pertama cikal bakal semua makhluk hidup di alam
semesta. Sang induk. Dia kemudian membelah dirinya untuk melahirkan putra-putranya.
Sel-sel yang baru. masing-masing anak membawa pengetahuan genetis yang identik
dengan sang induk. Masing-masing satu. mereka lantas menyebar ke seluruh jagad
raya untuk berdiam dan menguasa di sudut-sudut alam semesta.
Pengetahuan dibawa oleh seorang anak
ke lautan dan pusaran air-air dalam. Terbentuklah makhluk perenang yang cepat dan
cekatan. Pengetahuan lain dibawa oleh seorang anak ke sungai dan rawa-rawa
basah, terbentuklah hewan melata yang lincah menelusuri batu dan celah-celah
sempit. Seorang anak tumbuh di kaki-kaki bukit dan puncak pegunungan, Ia lantas
membuat kulit bulu tebal bakal perlindungan dirinya. Seorang anak mendarat di
kanopi maha luas dan pucuk-pucuk pepohonan, tangannya perlahan menguat dan
tubuhnya meringan. Iapun berayun-ayun dengan bebas diantara ranting-ranting
tinggi. seorang anak ditakdirkan merajai angkasa. Dianugerahkanlah baginya dua
sayap dan bulu-bulu penakluk angin. Adapun bagi mereka yang memilih padang
rumput yang luas, mereka dianugerahi kecepatan dengan empat kaki, bobot,
kekuatan, serta sebuah tanduk sebagai senjata dan simbol kehormatan.
Noktah-noktah itu tumbuh, Berdialog,
saling membelah diri, lalu berdiaspora, menjadi bermilyar-milyar struktur
kehidupan. Tak henti mereka terbang menjelajah tempat-tempat baru. di setiap
tempat yang disukainya mereka berhenti, lalu membentuk diri menjadi penguasa disitu.
Pengetahuan mereka membentuk pribadi, pribadi-pribadi membentuk kroni,
kroni-kroni membentuk koloni, koloni berkembang tumbuh dalam generasi-generasi.
Dimulailah penjelajahan maha panjang dari sebuah periode penciptaan. Dimana pengetahuan-pengetahuan
berdialog dengan alam semesta. Mengembangkan dirinya sendiri menyerap sebanyak
mungkin kebijaksanaan sang pencipta. Karena sesungguhnya ayat-ayat-Nya
senantiasa tersebar di sudut-sudut alam semesta.
Dalam
rentang generasi, Semesta tak mesti bersahabat. Dalam kasih-Nya juga terdapat
murka-Nya. Demikian hidup tak mesti memberi. Diapun merampas. Sejuk kelak
berubah menjadi dingin membekukan. Kehangatan kelak menjelma api yang
menghanguskan. Langit cantik yang cerah menyimpan wajah badai yang mengerikan. Tanah
menelan apapun yang memijaknya. Dalam kondisi sulit, Pribadi-pribadi berjuang
untuk mempertahankan dirinya. Kemarahan sang pencipta adalah sebuah seleksi. Api
menjadi lambang kehancuran. Dan air akan membersihkan semuanya. Memisahkan yang
murni dari yang busuk, yang bersih dari yang kotor. Badai berlalu, Banjir
menyurut, Api Padam, dan kebekuan pun mencair. Siapapun yang bertahan selepas
masa sulit, berevolusi menjadi sebuah entitas yang baru. lebih kuat dan cerdas.
Yang gagal musnah berkalang tanah. Kembali pulang ke pangkuan sang pencipta.
Namun
ada sebuah seleksi yang siapapun tak dapat bertahan darinya.
Waktu.
Setiap
sel ditakdirkan untuk layu dan mati. namun pengetahuan harus tetap hidup dan
bertahan. karena pengetahuan adalah hasil dialog panjang antara kita dan alam. Maka
dipisahkanlah kontainer pengetahuan itu dari dirinya. Iapun mati, namun kontainer
itu kelak tumbuh menjadi putranya. Yang mebawa seluruh hasil dialog dan
pengembaraannya. Dia akan menempuh dialognya sendiri. dia akan mengukir
pengetahuannya sendiri. begitulah pengetahuan diturunkan dari generasi ke
generasi. Begitulah bagaimana nama den identifikasi menjadi abadi. Dan secuil
bagian dari sang kuasa itupun tetap Abadi saat bagian orisinal dari diri kita,
darah dan tulang, kulit dan daging. Membusuk dan hancur.
Satu
sel lebih unggul daripada yang lain. Dalam dirinya terkandung prosentase
pengetahuan lebih banyak daripada yang lain. Dia lebih dekat kepada kemiripannya
dengan sang Pencipta. Sel yang lain lebih inferior. Mesti berjuang keras untuk
bertahan di lingkungannya. Pribadi-pribadi berevolusi melalui rentang waktu. Mereka
membentuk, membongkar, berfusi, berfriksi, membentuk kembali, memasang,
mencopot, menyambung. diversivikasi mulai merambat naik. Beberapa sel khusus
ditakdirkan untuk jadi penguasa, yang lain diikat untuk menjadi budak.
Maka
terjadilah takdir dimana sebuah sel memakan sel lainnya. Sebuah entitas mebunuh
entitas lainnya. Dimulailah masa dominasi melawan resistensi. Muncullah mekanisme
menyerang dan bertahan. muncullah senjata dan pelindung. Muncullah konflik dan
kontradiksi. Muncullah pertentangan, Muncullah perang. siklus kelahiran dan
kemusnahan berputar semakin cepat. Kebangkitan, kehancuran. Keteraturan demi
kekacauan menghiasi alam semesta. Gelap dan terang berpapasan saat kematian dan
kehidupan menari berpagutan.
Saat gelap dan kacau, perang dan konflik
berkepanjangan, tersiar kabar bahwa sang Maha Kuasa akan kembali menciptakan
sebuah bentuk kehidupan baru. meski tujuh hari penciptaan telah berakhir. dikatakan
bahwa makhluk yang satu ini mebawa lebih banyak sifat-sifat-Nya dalam diri
mereka. dengan kaf dan nun, diperintahlah sejumlah besar sel berpengetahuan untuk
bergabung menjadi sebuah entitas baru. plus, Dia-pun meniupkan seberkas cahaya
keagungannya pada entitas baru tersebut. Maka lahirlah, makhluk terunggul
dengan senjata terbaiknya, pengetahuan dan adaptasi.
Manusia.
Diutus
untuk membersihkan kekacauan dan merawat semesta. Meskipun kelak bakal
mengulangi kesalahan yang sama. Yah walaupun bagaimanapun bagian dari sang
Pencipta dalam diri kita akan tetap abadi. Sedang yang orisinil dari kita, akan
musnah dan hancur.
Numquam
remotiores ab origine. Media parte mundi. Funditus aberamus
0 komentar :
Posting Komentar