Surabaya, 9 Oktober 2013
I don’t wanna try and feel the
pain you going through,,
Kamu
menyimpan banyak kenangan. Ah, tidak terasa sudah hampir genap satu tahun aku
disini. Berapa mimpi yang sudah kau hadirkan dalam tidurku. Berapa malam sunyi
yang kau hadiahkan pada waktuku. Berapa kali kau menyaksikanku meringkuk di
sudut. Takut akan masa depan, dan menyesali masa lampau. Aku akan merindukan
malam-malam dzulhijjah seperti ini. Lalu malam-malam muharram seperti masa
lampau, apalagi malam-malam Ramadhan seperti yang baru kita lalui.
Kamar
ini istimewa. Begitu pintunya ditutup, kontak ke dunia luar seakan terputus.
Hanya suara jantungmu saja yang terdengar disela ngiang melengking panjang yang
menempeli telinga. Sat kujatuhkan kepala ke bantal, dan memakukan pandangan ke
atap bisu itu, ribuan kenangan melompat keluar serabutan. Berlomba menampilkan
diri di atap itu. Suara-suaramu, orang-orang itu, sahabat-sahabat, suaranya..
dan aku dipaku tak bergerak. Dipaksa untuk menyaksikannya sampai selesai satu
persatu.
Selamat
tinggal, kamar sunyi.
Malam-malam
dzulhijjah ini aku kehilangan banyak hal. Hal-hal berharga dalam hidup.
Pakaian, Uang, Tempat tinggal, kawan, eksistensi, dan hati. Namun ingatlah,
yang paling menyakitkan dari semuanya adalah saat kau kehilangan sebuah alasan.
Alasan yang membuatmu hidup, alasan yang
membuatmu melangkah, alasan yang
membuatmu tetap berjuang sesulit apapun keadaannya. Aku akan terus ingat
bagaimana rasanya tak punya rumah. Bagaimana rasanya tidak punya hati. Diusir
dari tempatmu tinggal. Aku tidak akan lupa bagaimana rasanya berjalan di bawah
lampu-lampu kuning itu. Sendirian. Tanpa kawan, tanpa tujuan
Selamat
tinggal, kamar sunyi
Terima kasih untuk selama ini. Tidak ada sore lagi
seindah sore di balkonmu. Mungkin tak ada lagi malam berhiaskan denting gitar
di atapmu. Atau pagi cerah saat matahari menyambar pintu. Aku gagal
mendapatkannya. Diapun semakin dekat ke dunia mimpi. Aku gagal setia padaNya.
Tapi aku tahu, waktu akan memaafkan. Waktu akan melupakan. Keadaan akan
memafkan. Dia akan memaafkanku. Dunia akan memaafkanku. Dan Dia yang maha
pengampun, kuyakin akan memaafkanku juga. Kalau aku mau, memaafkan diri
sendiri.
Seperti
kata orang bijak. Hidup ini sebuah perjalanan. Dari sebuah etape ke etape
selanjutnya. Di masa lalu aku membuat kesalahan-kesalahan besar. Dan aku harus
mulai bekerja keras untuk menebusnya. Aku akan belajar memafkan diri sendiri.
Membangun semuanya lagi dari bawah. Aku akan mulai membangun mimpi-mimpi itu.
Yang kau sodorkan dalam setiap tidurku. Saatnya melangkah ke etape selanjutnya.
Selamat
tinggal, kamar kesendirian...
Hidup
tidak pernah bisa ditebak. Tapi kita harus berani menjalaninya. Cukup setahun
saja hidupku terbuang dalam kesedihan berkepanjangan. Kamu adalah kepompong
bagiku. Dan sekarang aku siap keluar lagi.
Aku
adalah pria yang baru sekarang.
Aku adalah taufiq yang baru.
I will fight! one more fight!
Don't break down in front of me...
I will fight! one more fight!
I am not the enemy...
I will try! one last time!
Are you listening to me...
I will fight! the last fight!
I am not your enemy ...
0 komentar :
Posting Komentar