Pantai
Tanjung Gerinting, 17 Juni 2012
Four days
earlier...
Tanpa
sadar, Kupilih laut sebagai storage dari
semua kenangan dalam hidupku. Semua momen indah dalam hidupku terjadi dekat
laut. satu di pantai ini, Satunya lagi tanjung kodok lamongan. Sedikit di camplong,
siring kemuning dan pasir putih. Termasuk, akhir-akhir ini aku sedang terobsesi
dengan seseorang yang kuibaratkan sebagai “Laut”. (haha, kenapa kebetulan sekali ya?)
Sore ini aku agak
nekat, sebelumnya aku tak pernah melintasi hutan Mangrove ini sendirian.
Apalagi saat surup matahari seperti ini. Airnya sedang pasang. Tapi, ketahuilah
kawan, manusia itu sombong. Cukup sombong untuk mengalahkan ketakutannya. Sumpah, aku seperti berjalan di kerumunan
Hantu yang mengejek menertawakanku.
Gelap
tersibak, walaupun sakit mendera telapak kaki yang robek terkena karang. Hanya
untuk sebuah kenangan. Ya, sebuah kenangan. Memang remeh, tapi kata para
penyair dunia, The Power of memories punya kekuatan yang hebat untuk mengubah seseorang. Laut ini jadi
saksi kenangan keduapuluhsatu sahabatku.
Tanjung
gerinting, ombaknya kecil, lautnya kotor, gudang sampah dan limbah, disepanjang
jalannya terserak puing-puing bangunan. Terkenal angker dan tempat pembuangan
jin semasa KH. Zaini Mun’im membabat desa tanjung dulu. Jauh dari menarik,
bukan? Tapi tahukah kau kawan, pantai ini punya lukisan laut yang menakjubkan
pada saat-saat tertentu. Bahkan, aku punya dua lembar puisi khusus yang kutulis
tentangnya. Tepat sehari sebelum aku meninggalkan Nurul Jadid, aku berpamitan
secara khusus padanya.
Maha Suci Allah. Laut adalah representasi dari
kecantikan ciptaannya. Indah luar biasa sekaligus menyimpan bahaya. Dengan
memandangnya, lahir berjuta lagu, syair dan puisi serta lukisan. Begitu tenang,
begitu mempesona, dan begitu menghanyutkan.
Baiklah
lautku, Kutitipkan semua kenangan ini padamu. Kenangan yang mengganggu dalam
setiap gelisahku. Kubungkus dalam matahari yang perlahan-lahan kau telan. Jauh
ke kedalaman birumu. Jauh ke lubuk palungmu. Suatu saat hanya satu orang yang
berhak mengambilnya darimu. Mungkin sebulan lagi, mungkin setahun lagi, mungkin
seabad lagi, atau mungkin setelah aku mati. Atau biarkan saja terkubur
bersamamu.
Aku
akan kembali pada tugasku.
This Heart will cry....,
The black is still inside,
But This is the memories I lived for,
I can Smell the Ocean air..
Here I’am,
Pouring my heart along this surface..
;-(
0 komentar :
Posting Komentar