Minggu, 27 April 2014

Tentang Hari Terpahit di Dunia

Surabaya, Sepanjang hari 13 Desember 2012


(Reader Discretion is Requested)


Mb Yus, doa’in aku kuat ya?
                Gak nyangka 12 desember itu sesuatu banget. Moga langgeng deh ama dia. ^.^
                Tuhan, Lagu pertamaku hampir jadi. Aku tinggal merampungkan dua baris melodi serta melemaskan beberapa kunci yang bertempo cepat. Ketiga jari kiriku lecet tak karuan karena terus-terusan memencet senar. Aku mengerahkan seluruh tenaga. Tak peduali siang atau malam. Tujuannya hanya satu: aku akan menyanyikannya di hadapannya nanti. Toh, walaupun dia mungkin tak akan menerimaku. Yang penting dia tahu. Betapa dialah yang mengisi lamunanku. Betapa dialah destinasi dari rinduku.
                Tapi kini... semuanya terasa sia-sia belaka...
05.05...
                Tuhanku, hai, tuhanku. Benarlah aku telah mendzalimi diri sendiri. Jika kau tak mengampuniku dan berhenti menyayangiku, aku akan hidup dalam sesal, aku akan hidup secara memalukan, Aku akan berjalan tanpa arti. Tuanku serta junjunganku, Aku tahu kaulah yang bisa memberi, kau pulalah yang berhak merampas. Namun, keinginan untuk memilikinya, terlalu sulit untuk dilawan. Aku telah berubah, tuhanku, katakan aku harus berbuat apa...
08.30
                He’em mas, pasti kuat.
                My god, im not pass the test..
09.50...
                Hujan hantamlah aku. Hajar aku dengan tetes-tetesmu. Angin buatlah darahku beku. Hingga hatiku membiru. Dan tak ada lagi baginya kesempatan untuknya memendam rasa. Petir hanguskan kepalaku. kepala yang berisi segudang kesombongan dan omong kosong. Kepala yang bermulut kebohongan dan janji palsu. Kepala yang bermata buta. Selalu hidup dalam mimpi dan angan-angan tanpa melihat kenyataan...
                Hati seorang pemimpin, tidak boleh selemah ini, Taufiq...
                Anom semangat Anom..
14.30...
                Berapa orang yang ikut? Cuma ada 20 orang pak. Makanya jangan suka mengumbar emosi, teman-teman lari semua kan?. Cong, kamu tidak ikut? Maaf, aku ada acara. Ini gitarku saja bawa. 
18.30...
                Nom, aku ingat dia lagi... arrgh..
                Aku sedih lek nontok awakmu ngene pek,
******
                Pak ayo pak, tak bonceng ke atas.
                Ojho tir, sing wedo’an ae sek. Aku sek kuat mlaku.

                Sing enak tha mas, iku lagu opho sih.
Pak ketua angkatan itu selalu saja egois dalam mengambil setiap keputusan./ tidak mampu menghargai bawahannya yang telah bekerja. /Kami tahu sampean pintar pak. Tapi beri kesempatan pada yang lain yang sudah susah payah bekerja. / saya sempat benci dengan sikap pak ketua tadi. Dia menyuruh bawahannya berpakaian formal ketika rapat/ namun dia sendiri sering pakai celana pendek/ saya tidak peduli pak ketua itu sakti dan dalam tingkatan hakikat, tapi yang mencerminkan diriya adalah perbuatannya sehari-hari/
Taufiq, mau dibawa kemana angkatan kita?
Sekarang bagaimana kita menyikapi ketua angkatan yang selalu bertindak semaunya sendiri?/ pek, sadar coba, hampir semuanya bilang kalau kamu egois/ awakmu iku kesuen, keakean mikir, gak mari-mari!/ ojho ngomong thok pak, teori ae kon akeh, kerjomu ndi?/
                Ternyata benar ya Nis, ketua angkatan itu cuma bertahan sampai semester empat.
               
Roda Zaman menggilas kita, Terseret tertatih-tatih..
                Sungguh hidup terus diburu... berpace dengan waktu.

Lek, awakmu wani, ngomongo langsung ambek dian.
                Apa benar mb di, yang dikatakan orang-orang, sampean menyimpan hati sama saya?
                Maaf semua, sementara ini, Hati saya tertutup untuk semua perempuan di dunia ini.

                Temenan tha, lek aku bisa njupuk atine sampean gimana?

                Maaf, teman, sekarang taufiq cuma mayat hidup





                Hari ini adalah kulminasi dari semuanya. Semua tanda, isyarat, mimpi, dan simbol-simbol langit yang meresahkan itu. Dan ini memang akhirnya. Jika diri dan pikiranku adalah sebuah peradaban maju. Maka tuhan baru saja menghantamkan badai petir yang membuatnya porak-poranda. Sementara aku memang ditakdirkan untuk berjalan sendiri, terseok-seok. Sementara aku memang ditakdirkan untuk hidup dalam sesak, hidup dalam rasa malu, Hidup dalam rasa bersalah. Dan hidup dalam sesal yag berkepanjangan.
                Aku terlalu takut untuk maju. Aku terlalu sombong untuk kalah. Padahal mungkin, jika aku tidak menunda-nunda untuk mengatakannya, aku mungkin sudah mendapatkan sesatu yang paling kuimpikan.
               

                13 Desember 2012, TheAvenger is die Forever!



0 komentar :

Posting Komentar