Jumat, 20 Desember 2013

Crimson Day


City of Tomorrow, 17 Desember 2013

Dark is... brought end this way,
Cold in the cloud i lost my way...

The storm won’t last, to clear  the Air..
For something new,


                Basah, Kedinginan... tapi aku bahagia
Rapat portal berita sukses terlaksana. Meski menguras energi dan waktu tidur. Pikiranku kembali tenang dan mampu menghasilkan gagasan-gagasan brilian. Sedikit dosaku pada teman-teman KPI tertebus. Dan paru-paru ini bernafas begitu lapang menghirup aroma rumput basah dan dedaunan. Mata ini terbang seperti elang mencicipi landskap langit mendung begitu bebasnya. Tak tersisa samasekali trauma akut akan musim hujan tahun lalu. Tapi yang  benar-benar melengkapi hari ini adalah kamu, Healing Magic-Ku.
                Aku tidak ingin hari ini segera berakhir.
Aku ingat bulan desember  tahun lalu mbyus. kita juga kesini. Menonton Epik fantasi prekuel The Lord of The Ring, film kesukaanku. Tak disangka ternyata Bilbo punya cerita yang disimpannya khusus untuk keponakannya sang pembawa cincin. Petualangan yang membuat namanya terkenal. Aku belajar dari para kurcaci Erebor. Bahwa kehilangan sesuatu memang amat berat. Namun kita tidak boleh patah semangat untuk mendapatkannya kembali. Sesulit apapun rintangannya. Sebesar apapun bahaya yang menghadang.
                Ceritaku memang tidak seperti mereka. tapi sepulang dari sana, sebuah lagu mengiang-ngiang di kepalaku. Aku menyanyikannya setiap kondisi hati memburuk. Kita tidak boleh lupa!, kita tidak boleh pasrah! Mereka belum melihat akhir dari kita, kita akan pergi meski melalui kumpulan badai! Hingga kita dapatkan, harta kita yang lama terlupakan!
                Desember yang tak terlupakan. Aku memang mungkin mirip Thorin Oakenshield, angkuh dan memaksakan semuanya. Merasa mampu melakukan semuanya sendiri. Aku meremehkan kekuatan-kekuatan kecil disekitarku. Kami berdua perlu belajar. Bahwa semangat dan ambisi saja tidak cukup.
Tapi aku memahami hatinya. Dia hidup dibawah kejaran batas waktu. Pintu rahasia Erebor hanya bisa dibuka satu kali dengan cahaya terakhir pada hari Durin. Kalau dia gagal mewujudkannya, dia mungkin akan mengecewakan seluruh rakyatnya. Dan menyesal seumur hidup.
                Kejaran waktu itu kerap membuatku takut. Kalap dan berbuat sembarangan. Beberapa kali kamu mungkin kecewa padaku. Beberapa kali aku juga memalukanmu. Aku terlalu gengsi untuk mundur dan terlalu pengecut untuk maju. Kemudian saat semuanya terlambat. Aku menjadi cengeng dan mengutuki keadaan.
                Aku memuji-Nya. Memuji Hujan yang dia turunkan membasah-suburkan tanah di luar atap gedung ini. Dan hujan yang dia turunkan untuk menyejukkan hatiku. Dan Aku memujiNya atas kehadiranmu di ujung hari yang singkat ini. Nanti begitu mendung ini tersingkap. Taufiq akan terbit lagi. Memenuhi setiap harapan orang-orang yang percaya padanya. Kamu, tetaplah di dekatku.


But if the sun will rise...
Bring us tomorrow...
Walk.. with.. me...
Crimson  Day...

0 komentar :

Posting Komentar