City of
Tomorrow, 17 Desember 2013
Dark
is... brought end this way,
Cold
in the cloud i lost my way...
The
storm won’t last, to clear the Air..
For
something new,
Basah,
Kedinginan... tapi aku bahagia
Rapat portal berita sukses terlaksana.
Meski menguras energi dan waktu tidur. Pikiranku kembali tenang dan mampu
menghasilkan gagasan-gagasan brilian. Sedikit dosaku pada teman-teman KPI
tertebus. Dan paru-paru ini bernafas begitu lapang menghirup aroma rumput basah
dan dedaunan. Mata ini terbang seperti elang mencicipi landskap langit mendung
begitu bebasnya. Tak tersisa samasekali trauma akut akan musim hujan tahun
lalu. Tapi yang benar-benar melengkapi
hari ini adalah kamu, Healing Magic-Ku.
Aku
tidak ingin hari ini segera berakhir.
Aku ingat bulan desember tahun lalu mbyus. kita juga kesini. Menonton
Epik fantasi prekuel The Lord of The Ring, film kesukaanku. Tak disangka
ternyata Bilbo punya cerita yang disimpannya khusus untuk keponakannya sang
pembawa cincin. Petualangan yang membuat namanya terkenal. Aku belajar dari
para kurcaci Erebor. Bahwa kehilangan sesuatu memang amat berat. Namun kita
tidak boleh patah semangat untuk mendapatkannya kembali. Sesulit apapun
rintangannya. Sebesar apapun bahaya yang menghadang.
Ceritaku
memang tidak seperti mereka. tapi sepulang dari sana, sebuah lagu
mengiang-ngiang di kepalaku. Aku menyanyikannya setiap kondisi hati memburuk.
Kita tidak boleh lupa!, kita tidak boleh pasrah! Mereka belum melihat akhir
dari kita, kita akan pergi meski melalui kumpulan badai! Hingga kita dapatkan,
harta kita yang lama terlupakan!
Desember
yang tak terlupakan. Aku memang mungkin mirip Thorin Oakenshield, angkuh dan
memaksakan semuanya. Merasa mampu melakukan semuanya sendiri. Aku meremehkan
kekuatan-kekuatan kecil disekitarku. Kami berdua perlu belajar. Bahwa semangat
dan ambisi saja tidak cukup.
Tapi aku memahami hatinya. Dia hidup
dibawah kejaran batas waktu. Pintu rahasia Erebor hanya bisa dibuka satu kali
dengan cahaya terakhir pada hari Durin. Kalau dia gagal mewujudkannya, dia
mungkin akan mengecewakan seluruh rakyatnya. Dan menyesal seumur hidup.
Kejaran
waktu itu kerap membuatku takut. Kalap dan berbuat sembarangan. Beberapa kali
kamu mungkin kecewa padaku. Beberapa kali aku juga memalukanmu. Aku terlalu
gengsi untuk mundur dan terlalu pengecut untuk maju. Kemudian saat semuanya
terlambat. Aku menjadi cengeng dan mengutuki keadaan.
Aku
memuji-Nya. Memuji Hujan yang dia turunkan membasah-suburkan tanah di luar atap
gedung ini. Dan hujan yang dia turunkan untuk menyejukkan hatiku. Dan Aku
memujiNya atas kehadiranmu di ujung hari yang singkat ini. Nanti begitu mendung
ini tersingkap. Taufiq akan terbit lagi. Memenuhi setiap harapan orang-orang
yang percaya padanya. Kamu, tetaplah di dekatku.
But
if the sun will rise...
Bring
us tomorrow...
Walk..
with.. me...
Crimson Day...
0 komentar :
Posting Komentar